Musuh Tanpa Wujud

Photo by George Becker on Pexels.com

Kita paham bahwa konflik karakter vs. karakter adalah yang paling umum, banyak cerita menampilkan protagonis yang bertarung melawan kekuatan antagonis. Tapi ada juga karakter berhadapan dengan masyarakat atau teknologi, alam, supernatural, atau bahkan dirinya sendiri, musuh yang tidak selalu mengambil bentuk manusia.

Jo March melawan perubahan dan dewasa (Little Women); John Nash melawan skizofrenia (A Beautiful Mind); Oskar Schindler melawan Nazi (Schindler’s List). Jadi, bagaimana Anda menulis adegan di mana karakter melawan sesuatu tanpa wujud?

Solusinya adalah menyediakan antagonis fisik bagi pahlawan yang mewakili musuh tersebut. John Nash menghabiskan sebagian besar ceritanya bertarung secara mental dan verbal dengan Parcher, Charles, dan Marcee—kepribadian yang tidak bisa dilihat orang lain tetapi nyata baginya. Schindler tidak bisa melawan seluruh tentara Jerman, Amon Goeth menjadi wajah Nazi yang dia lawan.

Jika Anda menulis cerita dengan musuh tanpa wujud, maka memang perlu menunjuk seorang sekutu — bawahan atau orang lain yang mewakili gagasan musuh. Mereka menjadi orang yang akan dihadapi pahlawan. Karakter protagonis akan bentrok dengannya dan pada akhirnya mengalahkannya.

Hal yang sama juga berlaku dengan seri di mana pahlawan dan antagonis utama tidak akan bertarung sampai dengan jilid terakhir. Perkenalkan antagonis yang lebih rendah di setiap buku yang akan berfungsi sebagai sparring partner dan seseorang bagi pahlawan untuk dihadapi dalam klimaks. Harry Potter adalah contoh yang paling mudah. Meskipun bentuk lain dari Voldemort juga ‘mewujud’ dalam bentuk buku, belakang kepala seorang guru dan lainnya. Atau munculnya tokoh-tokoh seperti Snape yang seolah menjadi antagonis. Tapi wujud Voldemort yang sesungguhnya baru bertarung di jilid terakhir.

Pada akhirnya, kunci untuk menulis adegan di mana karakter melawan sesuatu yang tidak berwujud adalah dengan memberikan bentuk konkret melalui karakter lain atau rintangan fisik yang mencerminkan musuh abstrak tersebut. Ini memungkinkan konflik tetap menarik dan terasa nyata bagi pembaca atau penonton.

[notokuworo.]

Leave a comment