Month: March 2024

Membuat Twist Cerita

Photo by Laura James on Pexels.com

Formula Penting:

  1. Ekspetasi + Kejutan = Twist
  2. Pengaturan Awal + Pengalihan Perhatian + Pengungkapan = Twist yang Memuaskan

Langkah-langkah:

  1. Bangun Ekspetasi
  • Kembangkan plot dan karakter sehingga pembaca membentuk ekspetasi tertentu tentang arah cerita.
  1. Pengalihan Perhatian
  • Sertakan detail atau subplot yang mengalihkan perhatian pembaca dari twist yang Anda rencanakan.
  1. Kembangkan Pengungkapan yang Tak Terduga
  • Rencanakan momen pengungkapan di mana twist terungkap. Pastikan ini tidak terduga tetapi tetap masuk akal dalam konteks cerita.
  1. Integrasikan Petunjuk Halus
  • Sebar petunjuk halus sepanjang cerita yang hanya akan terlihat jelas setelah twist terungkap.
  1. Uji Twist Anda
  • Pertimbangkan untuk membagikan cerita Anda dengan twist kepada sekelompok kecil pembaca beta untuk melihat apakah twist tersebut efektif dan memuaskan.

Key Points:

  • Kredibilitas: Pastikan twist Anda logis dalam konteks cerita. Ini harus terasa sebagai pengembangan alami dari plot dan karakter, bukan hanya kejutan yang dipaksakan.
  • Pengaruh Terhadap Karakter: Twist harus memiliki dampak signifikan terhadap karakter dan plot secara keseluruhan, mengubah arah cerita atau mengungkap aspek karakter yang tidak diketahui.
  • Keseimbangan Petunjuk: Berikan cukup petunjuk sehingga pembaca bisa merasa twist itu adil tetapi tidak terlalu banyak sehingga twist menjadi terlalu mudah ditebak.
  • Emosi: Gunakan twist untuk membangkitkan reaksi emosional yang kuat dari pembaca, apakah itu kejutan, kegembiraan, atau kesedihan.
  • Variasi Twist: Pertimbangkan berbagai jenis twist, seperti twist identitas, twist persepsi, twist keberuntungan, dll., untuk menjaga cerita Anda tetap segar dan menarik.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini dan memperhatikan key points, Anda dapat menciptakan twist cerita yang memuaskan dan tak terlupakan. Twist yang baik dapat meningkatkan ulang baca dan meninggalkan kesan yang abadi pada pembaca Anda.

Membuat Peta Karakter dan Plot

Photo by Pixabay on Pexels.com

Formula Penting:

  1. Karakter + Motivasi + Konflik = Plot
  2. Plot + Perubahan Karakter = Cerita Dinamis

Langkah-langkah:

  1. Daftar Karakter Utama dan Pendukung
  • Tentukan karakter utama Anda.
  • Identifikasi karakter pendukung yang mempengaruhi perjalanan karakter utama.
  1. Definisikan Motivasi dan Tujuan
  • Untuk setiap karakter, catat motivasi, tujuan, dan apa yang mereka perjuangkan dalam cerita.
  1. Tentukan Konflik Utama dan Subplot
  • Catat konflik utama yang menggerakkan plot.
  • Identifikasi subplot atau konflik sampingan yang mempengaruhi karakter pendukung.
  1. Buat Peta Hubungan
  • Gunakan diagram atau peta pikiran untuk menggambarkan hubungan antar karakter, termasuk aliansi, persaingan, atau hubungan pribadi.
  1. Rencanakan Arc Karakter
  • Sketsa bagaimana karakter utama dan karakter penting lainnya berubah sepanjang cerita.
  1. Susun Timeline Peristiwa
  • Tentukan urutan peristiwa utama dan bagaimana mereka mempengaruhi karakter dan plot.
  • Gunakan garis waktu untuk memvisualisasikan peristiwa dan titik balik dalam cerita.

Key Points:

  • Interaksi Karakter: Fokus pada cara interaksi antar karakter memajukan plot dan mengungkapkan karakter mereka.
  • Konflik dan Resolusi: Pastikan setiap konflik memiliki resolusi yang memuaskan, baik dalam plot utama maupun subplot.
  • Pertumbuhan dan Perubahan: Highlight pertumbuhan dan perubahan yang dialami karakter utama dan bagaimana ini mempengaruhi resolusi cerita.
  • Detail dan Background: Sertakan detail dan latar belakang yang diperlukan untuk memahami motivasi dan tindakan karakter.
  • Flexibilitas: Biarkan peta karakter dan plot Anda fleksibel. Jadilah terbuka untuk mengubahnya seiring dengan pengembangan cerita.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini dan mengingat key points, Anda akan dapat membuat peta karakter dan plot yang rinci, memastikan bahwa setiap elemen cerita Anda saling terkait dan mendukung alur cerita secara keseluruhan. Ini akan membantu dalam mengembangkan cerita yang kohesif dan menarik, di mana pembaca dapat terhubung secara emosional dengan karakter dan terlibat dengan plot.

Menulis Cerpen dari Perspektif Berbeda

Photo by RDNE Stock project on Pexels.com

Latihan dalam urutan pertama adalah menulis dari perspektif yang berbeda. Un

Formula Penting:

  1. Pilih Konflik Utama: Konflik ini akan menjadi inti dari cerita.
  2. Identifikasi Karakter Utama: Siapa yang akan menjadi pusat dari cerita ini?
  3. Sudut pandang cerita: POV pada cerita ini orang pertama, ketiga terbatasa atau serba tahu?
  4. Ganti Perspektif: Bagaimana jika cerita diceritakan dari sudut pandang karakter lain atau dari POV yang berbeda?

Langkah-langkah:

  1. Tentukan Setting dan Konflik Cerita
    • Jelaskan tempat dan waktu terjadinya cerita.
    • Tuliskan konflik utama yang akan dihadapi oleh karakter.
  2. Buat Profil Karakter
    • Untuk setiap karakter, buatlah profil singkat yang mencakup nama, latar belakang, keinginan, dan ketakutan.
  3. Tentukan Perspektif Karakter Utama
    • Mulai dengan perspektif karakter utama. Bagaimana dia melihat dunia? Apa motivasinya?
  4. Tulis Cerita dari Perspektif Karakter Utama
    • Fokus pada bagaimana karakter utama mengalami konflik dan bagaimana dia menyelesaikannya.
  5. Ganti Perspektif
    • Pilih karakter lain dan tulis ulang cerita dari perspektifnya.
    • Pertimbangkan bagaimana peristiwa yang sama dilihat dari sudut pandang yang berbeda.
  6. Analisis Perbedaan Perspektif
    • Catat perbedaan dalam percepsi, emosi, dan reaksi antara dua perspektif tersebut.
    • Bagaimana perubahan perspektif mengubah narasi atau pemahaman pembaca tentang cerita?

Key Points:

  • Emosi dan Motivasi: Setiap karakter memiliki motivasi dan emosi yang mendorong tindakannya. Pastikan ini tercermin dalam cerita dari perspektif mereka.
  • Voice dan Tone: Ubah suara dan nada cerita sesuai dengan karakter. Seorang anak akan menceritakan cerita dengan cara yang sangat berbeda dari seorang dewasa.
  • Detail dan Persepsi: Fokus pada detail yang diperhatikan oleh karakter. Ini akan berbeda tergantung pada latar belakang dan pengalaman mereka.
  • Konflik Internal: Pertimbangkan konflik internal yang mungkin dialami karakter selain konflik utama cerita.
  • Resolusi: Bagaimana resolusi cerita dipengaruhi oleh perspektif? Apakah ada perbedaan dalam cara konflik diselesaikan?

Hasil Latihan akan saya tuliskan. Mungkin besok malam atau hari Minggu? Besok saya harus mengajarkan materi sampai sore. Jadi pasti dari malam ini, shubuh nanti, jam belajar akan saya sita untuk berkonsentrasi pada materi tersebut. Sampai bertemu dengan hasilnya, dua hari lagi.

[notokuworo.]

Belajar Cerpen

Photo by Lina Kivaka on Pexels.com

Saya ingin belajar menulis cerita pendek. Meningkatkan kemampuan saya dalam menuangkan fiksi di kata-kata yang dibatasi. Saya mencoba untuk mempelajari cerpen-cerpen dengan panjang 5.000-10.000 kata. Saya menanyakan kepada chatGPT apa saja subskill dalam menulis cerita pendek, dan ini adalah sebagiannya yang dianggap berdampak (esensial):

  1. Pengembangan Karakter – Kemampuan untuk menciptakan karakter yang kompleks, menarik, dan berdimensi. Ini termasuk memahami motivasi, latar belakang, dan perubahan karakter sepanjang cerita.
  2. Struktur Naratif – Pemahaman tentang bagaimana menyusun plot cerita pendek yang koheren dan menarik. Ini melibatkan pendahuluan, konflik, klimaks, dan resolusi.
  3. Pengaturan – Kemampuan untuk menggambarkan latar atau setting tempat terjadinya cerita, baik itu waktu, tempat, atau suasana, sehingga pembaca dapat merasakan dan memvisualisasikan dunia cerita.
  4. Pemilihan Kata – Keterampilan memilih kata-kata yang tepat untuk menggambarkan adegan, emosi, atau aksi, dengan efektif dan efisien tanpa terlalu bertele-tele.
  5. Dialog – Kemampuan untuk menulis percakapan antarkarakter yang alami dan relevan dengan plot, yang juga membantu dalam pengembangan karakter dan memajukan cerita.
  6. Tema dan Pesan – Kemampuan untuk menyelipkan tema atau pesan yang ingin disampaikan melalui cerita, secara halus namun tetap berkesan bagi pembaca.
  7. Editing dan Revisi – Proses memperbaiki dan menyempurnakan naskah, termasuk aspek gramatikal, pemilihan kata, dan alur cerita, agar lebih padat dan menarik.
  8. Imajinasi dan Kreativitas – Keterampilan untuk berpikir di luar kebiasaan dan menciptakan ide-ide cerita yang unik serta cara penyampaian yang inovatif.

Masing-masing keterampilan ini saling terkait dan penting untuk menghasilkan cerita pendek yang berkualitas. Tapi mungkin tidak bisa semua langsung dipraktekkan. Karenanya harus cukup selektif memilih mana yang paling berpengaruh untuk menghasilkan cerpen yang bagus. Saya pilih ini, yang sering dianggap fundamental:

  1. Pengembangan Karakter: Karakter yang kuat dan berdimensi membuat cerita menjadi hidup dan memungkinkan pembaca untuk terhubung secara emosional dengan cerita. Karakter yang menarik dan relatable adalah inti dari banyak cerita pendek yang sukses.
  2. Struktur Naratif: Kemampuan untuk menyusun cerita dengan alur yang menarik dan memuaskan sangat penting. Struktur yang baik memastikan bahwa cerita memiliki arah dan mengalir dengan lancar, menjaga pembaca tetap terlibat dari awal sampai akhir.
  3. Imajinasi dan Kreativitas: Cerita pendek sering kali dibatasi oleh panjangnya, sehingga imajinasi dan kreativitas menjadi sangat penting untuk menciptakan dunia dan situasi yang menarik dalam ruang yang terbatas. Ini juga membantu dalam menciptakan plot dan twist yang unik.

Namun, tidak ada satu subskill pun yang dapat berdiri sendiri tanpa dukungan dari yang lain. Seorang penulis cerpen yang handal sering kali memiliki keseimbangan dari semua keterampilan ini, memperkuat satu sama lain untuk menciptakan karya yang berkesan dan menyentuh pembaca.

Membuat Latihan

Fokus pada tiga subskill esensial: Imajinasi dan Kreativitas, Pengembangan Karakter, dan Struktur Naratif, berikut adalah kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengasah ketiga subskill tersebut:

1. Menulis Latihan Cerita Pendek dari Perspektif Berbeda

  • Tujuan: Mengembangkan imajinasi dan kreativitas, serta pengembangan karakter.
  • Kegiatan: Pilih sebuah situasi atau konflik sederhana. Tulis beberapa cerita pendek dari perspektif karakter yang berbeda dalam situasi yang sama. Ini akan membantu dalam mengembangkan karakter yang unik dan memperdalam pemahaman tentang bagaimana karakter dapat mempengaruhi struktur naratif cerita.

2. Membuat Peta Karakter dan Plot

  • Tujuan: Menggabungkan pengembangan karakter dan struktur naratif dengan imajinasi.
  • Kegiatan: Buat peta atau diagram yang menghubungkan berbagai karakter dalam cerita dengan plot utama dan subplot. Ini akan membantu memvisualisasikan hubungan antarkarakter dan bagaimana mereka mempengaruhi alur cerita, sekaligus memungkinkan untuk berimajinasi dengan skenario yang berbeda.

3. Sesi Brainstorming Twist Cerita

  • Tujuan: Meningkatkan imajinasi dan kreativitas, sambil mempertimbangkan struktur naratif.
  • Kegiatan: Duduklah dengan niat untuk hanya memikirkan twist atau kejutan dalam cerita. Pikirkan bagaimana twist ini dapat mempengaruhi karakter dan alur cerita secara keseluruhan. Ini bukan hanya latihan kreativitas tetapi juga cara untuk memikirkan struktur cerita secara dinamis.

4. Pengembangan Dialog Interaktif

  • Tujuan: Mengasah pengembangan karakter dan imajinasi.
  • Kegiatan: Tulislah dialog antara dua karakter tentang sebuah konflik atau situasi penting dalam cerita. Fokus pada cara dialog tersebut mengungkapkan kepribadian karakter dan bagaimana mereka berinteraksi dengan dunia cerita. Melalui dialog juga dapat mengeksplorasi kemungkinan alur cerita.

5. Analisis Karakter dalam Karya Favorit

  • Tujuan: Memperdalam pengembangan karakter dan memahami struktur naratif.
  • Kegiatan: Pilih sebuah cerita pendek atau novel favorit dan analisis karakter utama dan antagonisnya. Tuliskan bagaimana penulis mengembangkan karakter tersebut dan bagaimana karakter-karakter itu mempengaruhi alur cerita. Coba aplikasikan pemahaman ini pada proyek menulis.

Kegiatan-kegiatan ini akan membantu, tidak hanya mengasah masing-masing subskill secara individu tetapi juga memahami bagaimana mereka saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain dalam proses menulis cerita pendek.

Karungnya Writer Wannabe

Photo by Steve Johnson on Pexels.com

Lantas yang disini apa yang mau dituliskan? Begitu yang menjadi pikiran. Ada beberapa ide. Tapi saya mungkin ngga ingin banyak-banyak dulu memasukkan. Toh disini sudah tidak dituntut untuk melakukannya tiap hari. Hanya tuntutan dari diri sendiri saja. Karena itu seharusnya lebih mudah membuat hal-hal kreatif yang bisa diupload disini. Sementara ini saya sedang mengumpulkan untuk tulisan dan presentasi yang akan dilaksanakan pada tanggal 29 Maret ini.

Topik utamanya tentang bagaimana produktif di tengah kesibukan. Merupakan bagian dari kegiatan 30DWC #45. Saya tadinya sudah menolak untuk menjadi pengisi acara. Tapi setelah melihat jadwal rasanya topik itu relevan. Jadwal saya tanggal 29 kosong, tapi 30nya saya jadi pembicara selama sehari penuh. Yang dibicarakan adalah tentang pelayanan UKM baik yang esensial maupun yang pengembangan. Lumayan. 6 kriteria, 36 EP. Dan ini yang diajar adalah para surveior. Haus ilmu dan minat bertanya. Tapi tentunya jadi relevan bagaimana dalam saat mempersiapkan ada kesibukan saya masih bisa produktif.

Produktif di Tengah Kesibukan

Hal pertama yang terpikir bagi saya untuk menggambarkan produktif di tengah kesibukan adalah bagaimana bisa melaksanakan hal-hal tertentu yang terkait peran. Tentu harus menggambarkan apa saja peran yang dijalani. Kemudian, dikaitkan dengan kesibukan-kesibukan tersebut, maka kenapa masih bisa produktif. Mungkin perlu diluruskan makna produktif. Ini bisa ambil dari coach Aji.

Produktif tentu saja tidak semata menghasilkan atau mengerjakan sesuatu. Tapi juga terkait dengan adanya kepuasan dalam menghasilkan karya. Bagi saya itu adalah writing. Karenanya dalam menentukan prioritas, writing tidak pernah terlalu jauh ada di bawah. Karena pada saat sedang sibuk, melepas beban ke tulisan di blog misalnya menjadi teraasa meringankan. Ini keuntungan bisa produktif di masa sibuk yang bisa dipikirkan saat ini.

Itu juga kenapa saya menerima penugasan sebagai pengisi dalam acara tersebut. Saya merancang bikin sekitar 9 slide saja.

Continue reading “Karungnya Writer Wannabe”

Karung – karung

Photo by Pixabay on Pexels.com

Ada ide-ide yang sejak dari kemaren selesainya 30DWC Jilid 45 terasa mendesak di kepala untuk segera dikeluarkan. Tentunya terkait dengan menulis 30 hari berturut-turut. Sepertinya tidak bisa hanya berada dalam satu blog ini saja. Karena disini sudah sip tentang penulisan kreatif yang terkait dengan membuat cerita-cerita. Masih ada saingannya di Blog Kupu-kupu Dinihari. Maka beberapa ide yang tidak terkait dengan itu kita geser ke tempat lain. Mari kita buat karungnya dulu.

Karung Ramadhan

Sudah lama ingin menulis dengan dasar dari Quran, sebagai awam, tentu saja. Bukan sebagai ahlinya. Bukan menterjemahkan juga. Tapi mempelajari. Ide disini juga terkait karena ini bulan Ramadhan dan salah satu yang juga ingin dilakukan dalam bulan suci, mempelajari Quran. Ide ini berupa:

  1. Al-Buruj (Gugusan Bintang)
  2. At-Tariq (Yang Datang di Malam Hari)
  3. Al-A’la (Yang Paling Tinggi)
  4. Al-Ghashiyah (Hari Pembalasan)
  5. Al-Fajr (Fajar)
  6. Al-Balad (Negeri)
  7. Ash-Shams (Matahari)
  8. Al-Lail (Malam)
  9. Ad-Dhuha (Waktu Dhuha)
  10. Al-Inshirah (Melapangkan)
  11. At-Tin (Buah Tin)
  12. Al-‘Alaq (Segumpal Darah)
  13. Al-Qadr (Kemuliaan)
  14. Al-Bayyinah (Bukti yang Nyata)
  15. Az-Zalzalah (Gempa)
  16. Al-‘Adiyat (Berlari Kencang)
  17. Al-Qari’ah (Hari Kiamat)
  18. At-Takathur (Bermegah-megahan)
  19. Al-‘Asr (Masa)
  20. Al-Humazah (Pengumpat)
  21. Al-Fil (Gajah)
  22. Quraysh (Suku Quraisy)
  23. Al-Ma’un (Barang yang Berguna)
  24. Al-Kawthar (Nikmat yang Banyak)
  25. Al-Kafirun (Orang-orang Kafir)
  26. An-Nasr (Pertolongan)
  27. Al-Masad (Tali yang Terbakar)
  28. Al-Ikhlas (Memurnikan Keesaan Allah)
  29. Al-Falaq (Waktu Subuh)
  30. An-Nas (Manusia)

Idenya adalah mencari apa saja terkait dengan surah-surah ini dan upload satu pos / surah pendek ini untuk membuat 30 tulisan di dalam bulan Ramadhan 2024 ini. Bahan bisa diambil dari mana-mana. Youtube mungkin akan sangat berperan. Karena banyak pembelajaran ada disana. Sebenarnya sempat berlangganan Bayyinah dengan ustadz Nouman Ali Khan. Tapi dalam setahun ternyata ngga banyak waktu yang bisa dianggarkan untuk nonton (saja). Entahlah, masih banyak ternyata godaannya.

Karung Surveior

Bagian dari peran saya adalah sebagai seorang surveior, atau asesor fasilitas kesehatan (Puskesmas dan Klinik). Peran ini menuntut pemahaman saya tentang standar, yang sering kali ingin saya bagi kepada faskes, teman-teman sesama surveior dan verifikator, serta yang paling utama adalah agar otak saya selalu belajar tentang standar yang saya gunakan. Rencananya agak melebihi hari di dalam DWC.

  1. Kriteria 1.1.1 tentang Perencanaan Puskesmas
  2. Kriteria 2.1.1 – 2.1.3 tentang Perencanaan UKM
  3. Kriteria 1.1.2 tentang Akses Puskesmas
  4. Kriteria 2.2.1 – 2.2.2 tentang Akses Kegiatan UKM
  5. Kriteria 1.2.1 tentang Struktur Organisasi
  6. Kriteria 1.2.2 tentang Pengendalian Dokumen
  7. Kriteria 1.2.3 tentang Jaringan dan Jejaring
  8. Kriteria 1.2.4 tentang Sistem Informasi Puskesmas
  9. Kriteria 1.2.5 tentang Dilema Etik
  10. Kriteria 1.3.1 tentang Kebutuhan dan Kredensial SDM Kesehatan
  11. Kriteria 1.3.2 tentang Uraian Tugas Pegawai
  12. Kriteria 1.3.3 tentang Peningkatan Kompetensi Pegawai
  13. Kriteria 1.3.4 tentang File Kepegawaian
  14. Kriteria 1.3.5 tentang Orientasi Pegawai Baru dan Alih Tugas
  15. Kriteria 1.3.6 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
  16. Kriteria 1.4.1 – 1.4.8 tentang Manajemen Fasilitas Kesehatan
  17. Kriteria 1.5.1 tentang Manajemen Keuangan
  18. Kriteria 1.6.1 tentang Pengawasan Pengendalian dan Penilaian Puskesmas
  19. Kriteria 2.8.1 tentang Supervisi
  20. Kriteria 2.8.2 tentang Pemantauan Jadwal
  21. Kriteria 2.8.3 tentang Pengumpulan Hasil Penilaian Kinerja UKM
  22. Kriteria 2.8.4 tentang Penilaian Kinerja Puskesmas
  23. Kriteria 1.7.1 tentang Peran Dinas Kesehatan
  24. Kriteria 2.3.1 tentang Komunikasi dan Koordinasi
  25. Kriteria 2.4.1 tentang Pembinaan dan Penyelesaian Masalah dalam Pelaksanaan Kegiatan
  26. Kriteria 2.5.1 – 2.5.3 tentang PIS PK dan Germas
  27. Kriteria 2.6.1 – 2.6.5 tentang Pelayanan UKM Esensial
  28. Kriteria 2.7.1 tentang Pelayanan UKM Pengembangan
  29. Kriteria 3.1.1-3.10.1 tentang Pelayanan UKP, Farmasi dan Laboratorium Puskesmas
  30. Kriteria 4.1.1 tentang Pencegahan Stunting
  31. Kriteria 4.2.1 tentang Penurunan Jumlah Kematian Ibu dan Jumlah Kematian Bayi
  32. Kriteria 4.3.1 tentang Peningkatan Cakupan dan Mutu Imunisasi
  33. Kriteria 4.4.1 tentang Pengendalian Tuberkulosis
  34. Kriteria 4.5.1 tentang Pengendalian Penyakit Tidak Menular
  35. Kriteria 5.1.1-5.1.4 tentang Peningkatan Mutu Berkesinambungan
  36. Kriteria 5.2.1-5.2.2 tentang Manajemen Risiko
  37. Kriteria 5.3.1-5.3.6 tentang Sasaran Keselamatan Pasien
  38. Kriteria 5.4.1-5.4.2 tentang Pelaporan Insiden Keselamatan
  39. Kriteria 5.5.1-5.5.6 tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Itupun sepertinya ada yang tidak habis dalam satu kali penulisan. Dan ada beberapa yang harus segera dibuat karena akan disajikan di akhir minggu ini. Yaitu 2.6 dan 2.7.

Nah Karung apalagi yang ada. Perannya sudah jelas tidak berhenti hanya sebagai hamba, dan surveior. Setiap hari ada peran:

  • Kepala Puskesmas
  • Individu Pembelajar
  • Writer Wannabe
  • Ayah, Suami dan Anak

Tentu masing-masing dengan karungnya. Kita lanjut nanti. Hari ini saya sudah memenuhi post ini. Dan juga sudah belajar tentang QS 112-114. Sebisanya pada akhir Ramadhan 2024 ini selesai 30 surah pendek dulu belajarnya. Bismilah.

[notokuworo.]

Sayang dibuang (3)

Photo by KawaiiArt1980 on Pexels.com

Datang, Jumpa dan Pergi

Sebenarnya ini sudah lumayan dipersiapkan. Tapi setelah mengikuti serial Brandon Sanderson, tepat pada bagian yang bercerita tentang Short Story, dibawakan oleh Mary Robinette Kowal. Mengajarnya enak dan apa yang dijelaskannya makin banyak membawa tempat dan karakter maka makin banyak pula kata-kata yang harus dimasukkan dalam cerita. Ada rumus tertentu yang digunakan dan rasanya masuk akal sih.

Saat membuat datang yang versi pertama memang terbayangnya seorang mahasiswa Sastra menemukan karya sastra kakeknya, dan akhirnya berubah menjadi menemukan surat-surat cinta dari mantan kekasih kakeknya yang tersembunyi di dalam lemari barang-barang almarhum kakeknya. Secara ide, ini sudah mencukupi.

Ada datang (dilambangkan oleh si Mahasiswa, kemudian ditambahkan dengan seorang keluarga). Jumpa adalah berjumpa dengan orang-orang yang bisa menjelaskan tentang surat-surat tersebut. Pergi bisa diceritakan tentang akhirnya kepergian dari si Mahasiswa tersebut. Atau, pertemuannya dengan si Nenek yang misterius ini dan mendapatkan penjelasan kenapa dia pergi.

Mulailah berkembang ide-ide. Termasuk memasukkan peristiwa Malari di tahun 1974 sebagai dasar cerita penyelamatan Dumirah (si penulis surat cinta) oleh Jatmiko (kakeknya). Peristiwa Malari-nya sebenarnya belum terjadi. Tapi Malari didahului dengan adanya beberapa peristiwa di tahun 1970-1973 yang relevan dengan cerita. Karenanya, Malari bisa diambil sebagai dasar cerita.

Permasalahan

Membuat ceritanya, idenya mengalir. Memang kurang terasa misterius karena harus segera selesai dalam 3000-4000 kata. Bahkan targetnya cuma 2200 kata secara keseluruhan. Agak tidak mungkin untuk pelibatan beberapa tempat dan tokoh. Kecuali kalau semuanya diringkas menjadi nenek Rarasnya saja yang bercerita. Dalam angan-angan saya, si nenek Raras tidak bercerita tentang Dumirah karena saingan cinta. Meskipun baru diketahui di akhir cerita.

Mengulik cerita pendek ternyata jadi menarik dan saya akhirnya malah membeli beberapa buku untuk mendalami tentang cerpen. Meskipun katanya adalah mitos saja menulis cerpen baru bisa novel. Tapi pengetahuan tentang menulis kreatif rasanya diperlukan juga. Salah satu buku bahkan ada tentang menulis kisah nyata.

Saya jadi punya banyak hal yang ingin dishare di sini. Karena dengan itu cara saya belajar. Buku-buku tentang cerita pendek menjadi salah satu cara untuk melakukan refleksi sekalian mencari feedback. Bahkan sekaligus cara berlatih untuk 30DWC ke depan, sambil menunggu 30DWC jilid baru lagi.

Tapi mungkin besok saya ingin menuliskan tentang rencana-rencana menyusun karung-karung ide saya. Agar segera ada apa yang akan dituliskan baik secara pribadi maupun untuk dibuat dalam DWC depan. Anggaplah saya sedang melakukan preptomei, entah tepat atau tidak.

[notokuworo.]

Sayang ditinggalkan (2)

Photo by KoolShooters on Pexels.com

Hilang, Waktu dan Haru

Hanya ada 3 pos, sementara bikinnya asumsi 1 post = 1 cerpen. Ukuran kira-kira 2000-4000 kata. Jadi total bisa 6000-12.000 kata. Terlalu muluk. Tapi idenya jadi menarik dikembangkan dan akhirnya dibuat kian membesar, sampai terlalu berat untuk dipenuhi langsung. Terutama di hari kedua. Bertepatan dengan segala kesibukan tiba-tiba memuncak. Kembali hobby harus dikorbankan menjadi prioritas akhir.

Datang mengingatkan kenangan tentang seorang teman. Kurang lebih demikian. Mula-mula ingin ini menjadi satu dengan waktu dan haru. Namun, akhirnya menyerah pada ide tentang bagaimana bila tokoh utama di akhir kita akhiri hidupnya dan di bagian kedua beralih ke tokoh satunya. Cuma karena pengen merasakan menulis cerita yang berakhir dengan tragis. Jadilah harus dikorbankan. Pada kenyataan, memang yang dialami oleh sang teman juga demikian. Jadi ini termasuk tulisan yang dijadikan tribut.

Di bagian kedua, Gitas harus menjalani waktu yang dilaluinya tanpa Cesa. Saya memang ingin melatih kemampuan untuk tidak terlalu banyak aksi tapi bentuknya lebih kepada dialog dan monolog saja. Sudah dibuat menjadi bentuk outline. Urung dituntaskan karena selain kesibukan, ada keinginan untuk dialognya bukan hanya dengan staf. Cenderung seperti ini dalam kenyataan hanya berupa kenangan dan hiburan. Tapi kalau dibuat dengan pasien yang juga sekarat. Mungkin ada sedikit gejolak.

Pada bagian akhir, seorang dokter yang tadinya menjadi pembimbing klinik Graha Medika, kita buat menjadi aktif. Karena nantinya di bagian ketiga dia akan ambil peran untuk menggantikan posisi Cesa di hati Gitas. Agak sulit karena harus kita buat bencana (lagi?). Kali ini rekaman Bromo batuk di periode 5 tahunan, 2010 mungkin yang paling menjadi kenangan karena pada waktu itu terdampaknya cukup luas. Masyarakat desa Sukapura yang terdampak menjadi latar cerita ini, Gitas adalah Kapus. Lari dari keruwetan Surabaya, dia sudah mulai move on di Sukapura.

Tanti yang ikut dalam misi ke Sukapura akhirnya bisa bernostalgia. Bersama memberikan layanan. Meskipun cuma 3 hari, kita buat jadi bisa membuat mereka bisa mengakhiri 3 babak ini dengan senyuman.

Datang, Jumpa dan Pergi

Sebenarnya ini sudah lumayan dipersiapkan. Tapi setelah mengikuti serial Brandon Sanderson, tepat pada bagian yang bercerita tentang Short Story, dibawakan oleh Mary Robinette Kowal. Mengajarnya enak dan apa yang dijelaskannya makin banyak membawa tempat dan karakter maka makin banyak pula kata-kata yang harus dimasukkan dalam cerita. Ada rumus tertentu yang digunakan dan rasanya masuk akal sih.

(bersambung)

Belajar Plotting

Photo by Septimiu Lupea on Pexels.com

“Save the Cat! Writes a Novel” adalah buku panduan yang ditulis oleh Jessica Brody, mengadaptasi prinsip-prinsip storytelling Blake Snyder dari seri “Save the Cat!” yang asli, yang ditujukan untuk penulis skenario, ke dunia penulisan novel. Buku ini memberikan kerangka kerja dan alat bagi penulis novel untuk membantu merencanakan, mengembangkan, dan menulis cerita mereka dengan lebih efektif.

  1. Beat Sheet: Inti dari “Save the Cat!” adalah “Beat Sheet” atau lembar ketukan, yang memetakan 15 “ketukan” cerita atau momen penting yang harus terjadi pada titik-titik tertentu dalam novel. Ini membantu penulis dalam merencanakan alur cerita dan memastikan bahwa narasi memiliki struktur yang kuat dan memuaskan.
  2. Genre dan Struktur: Brody memperkenalkan konsep 10 genre berbeda yang tidak hanya berkaitan dengan setting atau tema, tetapi dengan struktur dan kebutuhan emosional cerita. Penulis dapat menggunakan panduan ini untuk mengidentifikasi genre cerita mereka dan menyesuaikan beat sheet sesuai dengan itu.
  3. Karakter dan Transformasi: Buku ini menekankan pentingnya karakter yang mengalami perkembangan atau transformasi sepanjang cerita. “Save the Cat” (menyelamatkan kucing) merujuk pada momen awal ketika protagonis melakukan sesuatu yang membuat pembaca bersimpati atau menyukainya, membantu menetapkan hubungan emosional dengan pembaca.

Ini kayaknya menarik untuk dibuat dalam powerpoint, bisa dijadikan sebagai pembelajaran yang menarik nantinya pada komunitas mendatang. Memang harus disiapkan dulu. Ditampung dulu ide-idenya tidak terburu-buru seperti pada #45 ini. Kalau bisa dibuat seperti itu akan sangat mudah menyelesaikan tulisan dalam waktu 30 hari, bahkan dalam bentuk buku sekalipun

Sayang ditinggalkan ..

Photo by Lisa Fotios on Pexels.com

Kemarin saya sudah cerita tentang bagaimana menulis 3 cerita dalam 30DWC #45. Bagi saya ini post itu belum selesai melakukan evaluasi. Karena diminta kreatif maka gaya bertuturnya adalah fiksi.

Saya ingin membuat yang berdasarkan isi dari cerita fiksi yang dibuat. Secara umum dulu. Ikut 30DWC kali ini memang tanpa persiapan. Melihat ada kesempatan masih terbuka jadi terpikir kenapa ngga ikut aja. Karena itu pada saat memulai juga masih banyak bernostalgia dan belum benar-benar pulih tetiba setiap harinya harus membuat posting untuk menjajal lagi urat menulisnya. Benar saja, keteteran.

Memang dari awal ingin sekali membuat fiksi, tapi karena kesiapan belum ada maka mendahulukan melakukan jurnal dulu. Mengenang kembali perjalanan dari 30DWC30. Tapi karena itu jadi bingung. Karena di 30DWC ada keharusan memilih. Ikut Fiksi atau Non Fiksi. Memang kita diperbolehkan membuat dua jenis tulisan. Tapi setelah mengalami lagi, memori ototnya balik lagi dan jadi ingat seharusnya memilih satu saja agar mudah.

Kemudian target yang disusun juga terlalu besar. Karena memang Rumah Merah mangkrak takut nanti kehilangan lagi minat, beneran tertinggal lagi dan bisa-bisa banyak sumberdaya yang sudah dimiliki jadi percumtakbergun.

Maka mulailah menata Rumah Merah. Well, sejauh yang diharapkan memang enak-enak saja karena sudah berulang-ulang dibuat skenarionya di dalam otak, ditulis di obsidian, dibuatkan dalam novelcrafter. Tapi ada yang belum dilakukan dalam Rumah Merah. Menjabarkannya menjadi prosa. Karena sejauh ini menyusun plot, subplot, menyesuaikan karakter rasanya benar-benar melelahkan, jadi pada saat 30DWC pun yang dilakukan adalah tetap melengkapi dulu.

Mendetilkan tokoh-tokoh utama, membuat gambaran Kecamatan Wanasari, meletakkan desa-desanya, karena banjir bandang melanda desa Karangadi duluan, agak aneh kalo dalam narasi ditemukan nanti justru berada di belakang. Celakanya pula saya lupa dalam DWC ada membuat tulisan bertema. Nah ini batu sandungan bukan ya ? Bukan ternyata. Karena meski sambil tertatih2 belajar short story, akhirnya saya bisa melunasi tugas-tugas 2 cerita dengan menggunakan 3 hari 3 babak.

Pada kisah pertama, idenya tetap cerita dokter, kenapa? Karena sudah tidak repot lagi melakukan survei. Kalau saya mencoba profesi lain, alamat seperti Laila Sari, repot ternyata mencari profesi wartawan dengan model tahun 2024 dimana koran tidak lagi berupa kertas. Untunglah ada. Tapi itu dia kenapa saya ngga menulis profesi lain dulu. Jadi pada saat diumumkan saya susun dulu apa yang ingin ditulis untuk tulisan bertema.

Hilang, Waktu dan Haru

Hanya ada 3 pos, sementara membuatnya ini sepertinya bakal jadi novelet.

….