Day: June 2, 2024

Jenis-jenis Plot

Photo by Clem Onojeghuo on Pexels.com

Menurut saya memahami variasi plot adalah langkah penting dalam menyusun cerita yang memikat. Tapi tidak semua plot punya keseragaman struktur, ada berbagai pola dasar yang sering digunakan dalam narasi. Setelah membaca beberapa sumber, mengetahui jenis-jenis plot ini bisa membantu kita memilih struktur yang paling cocok untuk cerita kita.

Ketika menulis cerita, saya selalu berusaha untuk memahami terlebih dahulu jenis plot yang akan saya gunakan. Setiap jenis plot memiliki karakteristik dan kekuatan unik yang bisa memperkuat cerita. Dalam eksplorasi ini, saya akan membahas beberapa jenis plot dasar yang sering digunakan dalam literatur klasik maupun modern.

Eksplorasi

Perjalanan (The Quest)

Plot perjalanan adalah salah satu jenis plot yang paling populer. Di sini, karakter utama melakukan perjalanan fisik atau emosional, sering kali terkait dengan pencarian suatu objek atau pencapaian tujuan tertentu. Contoh klasik dari plot perjalanan adalah “The Lord of the Rings” karya J.R.R. Tolkien, di mana Frodo melakukan perjalanan epik untuk menghancurkan cincin. Dalam novel ini, perjalanan tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga emosional, dengan karakter yang berkembang sepanjang perjalanan mereka.

Begitu pula dengan Tere Liye pada novel serial Bumi. Disana perjalanan yang dilakukan oleh ketiga tokohnya merupakan contoh klasik dari berbagai penemuan mereka tentang dunia paralel. Perkembangan yang mereka alami antara lain menjadi lebih hebat dengan kemampuan mereka bertarung.

Pemulihan (The Recovery)

Plot pemulihan berfokus pada upaya karakter untuk mengambil kembali sesuatu yang hilang atau memperbaiki situasi yang rusak. Cerita detektif sering kali menggunakan plot ini, di mana detektif berusaha mengungkap kebenaran dan mengembalikan keadilan. Sebagai contoh, dalam novel “Sherlock Holmes” karya Arthur Conan Doyle, Sherlock sering kali berusaha memulihkan reputasi orang yang tidak bersalah atau mengembalikan barang yang dicuri.

Pembaruan (The Transformation)

Plot transformasi menggambarkan perubahan signifikan dalam kehidupan atau kepribadian karakter. Dalam plot ini, karakter utama sering kali mengalami peristiwa yang mengubah mereka secara mendalam. Contoh yang baik adalah “A Christmas Carol” karya Charles Dickens, di mana Ebenezer Scrooge berubah dari orang yang kikir menjadi dermawan setelah dikunjungi oleh tiga roh Natal. Plot ini menekankan perubahan internal yang mendalam dan sering kali mempengaruhi tone cerita secara keseluruhan.

Persaingan (The Rivalry)

Plot persaingan berpusat pada konflik antara dua karakter atau kekuatan yang sama kuat. Konflik ini menciptakan ketegangan dan kompetisi yang mendalam, membuat pembaca terus tertarik untuk mengetahui siapa yang akan menang. Dalam novel “Harry Potter” karya J.K. Rowling, persaingan antara Harry Potter dan Lord Voldemort menciptakan ketegangan yang terus meningkat sepanjang seri. Plot ini sering kali menekankan kekuatan dan kelemahan karakter, serta motivasi mereka untuk bersaing.

Pengorbanan (The Sacrifice)

Plot pengorbanan adalah jenis plot di mana karakter utama harus membuat pengorbanan besar untuk kebaikan yang lebih besar. Pengorbanan ini sering kali memiliki implikasi emosional yang kuat, mempengaruhi pembaca secara mendalam. Contoh dari plot pengorbanan adalah “The Hunger Games” karya Suzanne Collins, di mana Katniss Everdeen mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan adiknya. Plot ini menekankan pentingnya pengorbanan dan sering kali menimbulkan perasaan heroisme dan empati.

Penggolongan yang berbeda

Pada Save The Cat, penggunaan istilah Genre merujuk plot menurut saya. Karena setelah diteliti, genre yang dimaksud adalah genre naratif. Penggolongannya jadi mirip dengan yang diatas dengan penambahan pola genre naratif yang kemudian disebut sebagai struktur oleh Jessica Brody.

  1. Whydunit
    Deskripsi: Genre ini berfokus pada misteri yang harus dipecahkan oleh seorang pahlawan (yang mungkin atau mungkin bukan seorang detektif). Selama investigasi, sesuatu yang mengejutkan tentang sisi gelap dari sifat manusia terungkap.
    Contoh: Cerita detektif klasik atau thriller psikologis di mana motif pelaku lebih penting daripada tindakan kriminal itu sendiri.
  2. Rites of Passage
    Deskripsi: Pahlawan harus menghadapi rasa sakit dan penderitaan yang diakibatkan oleh tantangan umum dalam kehidupan seperti kematian, perpisahan, kehilangan, perceraian, kecanduan, atau proses pendewasaan.
    Contoh: Novel coming-of-age atau drama keluarga yang mengisahkan perjalanan emosional seorang karakter melalui masa-masa sulit.
  3. Institutionalized
    Deskripsi: Pahlawan memasuki atau sudah terjebak dalam suatu kelompok, institusi, organisasi, atau keluarga dan harus membuat pilihan untuk bergabung, melarikan diri, atau menghancurkannya.
    Contoh: Cerita tentang seseorang yang harus menghadapi birokrasi yang kaku atau kelompok sosial yang represif.
  4. Superhero
    Deskripsi: Pahlawan luar biasa menemukan dirinya di dunia biasa dan harus menerima kenyataan bahwa mereka istimewa atau ditakdirkan untuk menjadi besar.
    Contoh: Komik superhero atau cerita fantasi di mana karakter utama memiliki kekuatan super atau bakat yang luar biasa.
  5. Dude with a Problem
    Deskripsi: Pahlawan yang polos dan biasa-biasa saja tiba-tiba menemukan dirinya di tengah-tengah situasi luar biasa dan harus menghadapi tantangan tersebut.
    Contoh: Film action atau thriller di mana karakter utama yang awalnya biasa-biasa saja harus mengatasi bahaya besar.
  6. Fool Triumphant
    Deskripsi: Pahlawan yang diremehkan atau dianggap bodoh menghadapi “establishment” dan membuktikan bahwa mereka memiliki nilai yang tersembunyi kepada masyarakat.
    Contoh: Komedi atau drama di mana karakter utama yang diremehkan akhirnya menunjukkan keberanian atau kecerdasan yang luar biasa.
  7. Buddy Love
    Deskripsi: Pahlawan mengalami transformasi dengan bertemu seseorang, termasuk (tapi tidak terbatas pada) cerita cinta, persahabatan, atau cerita tentang hewan peliharaan.
    Contoh: Cerita romantis, bromance, atau cerita tentang hubungan mendalam antara manusia dan hewan peliharaan.
  8. Out of the Bottle
    Deskripsi: Pahlawan biasa secara sementara terkena “sentuhan sihir”, biasanya melibatkan pemenuhan keinginan atau kutukan, dan belajar pelajaran penting tentang menghargai dan memaksimalkan realitas.
    Contoh: Cerita fantasi atau fiksi ilmiah di mana karakter utama mendapatkan kemampuan khusus atau mengalami perubahan luar biasa.
  9. Golden Fleece
    Deskripsi: Pahlawan (atau kelompok) melakukan perjalanan semacam “road trip” (bahkan jika tidak ada jalan nyata), dalam pencarian sesuatu dan akhirnya menemukan sesuatu yang lain—diri mereka sendiri.
    Contoh: Petualangan epik atau cerita perjalanan di mana karakter utama menemukan makna hidup melalui perjalanan mereka.
  10. Monster in the House Deskripsi: Pahlawan (atau kelompok pahlawan) harus mengalahkan semacam monster (baik itu supernatural atau tidak), dalam suatu lingkungan yang terbatas (atau keadaan terbatas), dan seseorang biasanya bertanggung jawab atas munculnya monster tersebut.
    Contoh: Cerita horor atau thriller di mana karakter utama harus bertahan hidup dari ancaman yang mengerikan dalam ruang tertutup.

Dampak Jenis Plot terhadap Cerita

Penting juga untuk memahami bagaimana setiap jenis plot dapat mempengaruhi tone dan arah cerita. Plot perjalanan mungkin lebih penuh petualangan dan optimis, sementara plot pengorbanan mungkin lebih gelap dan dramatis. Memilih jenis plot yang tepat sangat penting untuk menjaga konsistensi cerita dan memastikan bahwa semua elemen seperti karakter dan setting mendukung plot tersebut.

Misalnya, dalam menulis cerita dengan plot perjalanan, saya cenderung menciptakan tone yang penuh petualangan dan optimisme. Sebaliknya, dalam cerita dengan plot pengorbanan, tone yang saya gunakan lebih gelap dan dramatis untuk menekankan beratnya pengorbanan yang dilakukan oleh karakter utama. Setiap jenis plot memiliki pengaruh yang berbeda terhadap tone cerita, dan penting bagi penulis untuk menyadari hal ini saat menyusun narasi mereka.

Memilih Jenis Plot yang Tepat

Memilih jenis plot yang sesuai dengan tema dan pesan yang ingin disampaikan adalah langkah penting dalam penulisan cerita. Saya selalu mencoba untuk memastikan bahwa jenis plot yang saya pilih konsisten dengan elemen lain seperti karakter dan setting. Misalnya, jika saya ingin menulis cerita tentang perjalanan spiritual, saya mungkin akan memilih plot perjalanan untuk menekankan aspek petualangan dan transformasi.

Karena memahami dan memilih jenis plot yang tepat adalah langkah penting untuk menciptakan narasi yang kuat dan menarik. Setiap jenis plot memiliki karakteristik dan kekuatan unik yang dapat mempengaruhi tone dan arah cerita. Sebagai penulis, saya selalu bereksperimen dengan berbagai jenis plot untuk menemukan yang terbaik bagi cerita saya.

Setelah ini sebelum jauh ke bacaan tentang plot saya ingin berlatih mengenali plot dari para penulis yang sudah saya kenal sebelumnya.

[notokuworo.]

2

Photo by Tea Horvat on Pexels.com

Malam laknat itu sudah lewat satu tahun, tetapi hantu yang membayang-bayangi tiap malam Cakra terus ada setiap kali dia menutup mata. Tempat mereka tinggal tidak membantu kesepian yang timbul. Rumah ini memang di tengah kota, tapi suasana perumahan yang dihuni oleh para pegawai dan pensiunan ini sudah sepi sejak waktu Isya.

Keheningan menyelimuti Cakra yang berbaring di tempat tidurnya, sepi bagai gelombang tenang lautan yang sampai ke pantai. Berdenyut tapi segera menjadi kosong. Ketidakhadiran sosok di sampingnya, membuatnya semakin merasa berdiri di pantai yang hanya berkawan ombak. Setiap malamnya menjadi begitu sunyi.

Tak terbilang ia merindukan kehangatan pelukan istrinya, suara yang kadang ditinggalnya lebih dulu terlelap. Tanpa Sintia, malam-malamnya terasa dingin dan berhantu. Hantu rasa bersalah. Hantu jika dan andai.

Paginya selalu diisi dengan alarm pagi yang menggema di seluruh ruangan kosong. Tiap hari ia harus bangkit dengan berat hati. Tiap hari menuju ke tempat-tempat di dalam rumah ini yang biasa dihuni oleh nyonya rumah adalah siksaan baginya.

Dapur kecil di apartemennya adalah rutinitas pagi yang tak pernah berubah, bedanya kali ini dia menyiapkan sendiri. Membuat kopi, sarapan seadanya, dan menatap kosong pada meja makan yang sekarang hanya diisi satu piring. “Pagi, dik,” gumamnya pelan, kebiasaan yang tetap bertahan meskipun hanya menghadapi udara kosong. Tak jarang kopi dan roti ditemani air mata yang tak tertahankan.

Satu-satunya yang menarik fokusnya dari hantu-hantu rumah ini dan hantu dalam dirinya adalah pekerjaan. Cakra adalah programmer. Dengan bertimbun proyek dari hal yang paling sederhana, pembuatan website sampai dengan yang rumit dan cepat berkembang di tahun-tahun ini, AI. Entah ia sengaja ambil atau memang dia adalah andalan dari mas Anom, kepala divisi development di kantornya, tidak ada waktu yang benar-benar kosong dalam jadwal Cakra. Bahkan kadang dua sampai tiga job diambilnya. Ruang kerjanya lebih banyak di dunia maya. Kantornya juga sama sepinya. Ada dua puluh orang yang bekerja, tapi mereka sama-sama ditulikan oleh headset dengan beraneka lagu.

Ruang kerja Cakra bahkan meluas sampai ke rumah. Mas Anom tidak peduli dimana dia bekerja. Selama dia masih terlihat aktif di dalam sistem mereka, itu berarti Cakra sedang membuka desktop dahsyat di rumahnya. Berikutnya yang diharapkan Anom adalah proyeknya selesai tepat waktu. Cakra berada dimana dan pikirannya ngelayap kemana bukan perhatian utama Anom.

Setiap kode yang ditulis Cakra, setiap algoritma yang ia pecahkan, dan tumpukan pekerjaan demi pekerjaan ini dilakukan dan memang bisa mengusir bayangan kehilangan Sintia. Sampai waktu tidur kembali tiba.

Dunia terisolasi di kantor dan rumah, sering membuatnya merindukan sapaan di setiap waktu yang dijalaninya. Meski seakan terjerat dalam rutinitas, itu satu-satunya cara yang dia tahu untuk bertahan. “Aku harus terus bergerak,” bisiknya pada dirinya sendiri. “Aku harus tetap sibuk, karena saat aku berhenti, saat itulah rasa sakit itu kembali.”

Malam itu, saat berbaring, Cakra melihat langit-langit kamar dengan tatapan yang kosong. “aku rindu kamu, dik” gumamnya sebelum akhirnya terlelap. Satu tahun berlalu, tapi luka itu masih terasa segar, dan perjalanan untuk sembuh masih panjang.