Day: June 13, 2024

Berlatih: Perfume

Photo by Valeria Boltneva on Pexels.com

Dalam novel ini, konflik utamanya adalah antara Jean-Baptiste Grenouille dan masyarakat sekitar, yang merupakan konflik eksternal. Konflik ini dipicu oleh keinginan Grenouille untuk menciptakan parfum sempurna yang bisa mengendalikan dan memanipulasi orang-orang di sekitarnya. Selain itu, ada konflik internal yang dihadapi Grenouille, seperti perjuangannya dengan identitas dan eksistensi dirinya yang terisolasi karena tidak memiliki bau tubuh. Konflik lain termasuk perburuan yang dilakukan oleh pihak berwenang setelah pembunuhan-pembunuhan yang dilakukan oleh Grenouille untuk mendapatkan aroma tubuh perempuan muda.

Jean-Baptiste Grenouille adalah seorang anak yatim piatu yang lahir di lingkungan yang tidak diinginkan dan dibesarkan dengan banyak penderitaan. Konflik internal yang dihadapi Grenouille termasuk isolasi yang mendalam akibat tidak memiliki bau tubuh sendiri dan obsesinya untuk menciptakan parfum sempurna yang bisa membuatnya diterima dan dihormati oleh masyarakat. Konflik eksternal meliputi berbagai tantangan yang dihadapi dalam mengejar tujuan ini, termasuk pembunuhan yang harus dilakukan untuk mendapatkan bahan-bahan yang dibutuhkannya dan usaha untuk menghindari tertangkap oleh pihak berwenang. Konflik-konflik ini mendorong Grenouille untuk mengembangkan keterampilan dan kelicikannya sebagai pembuat parfum.

Motivasi utama Grenouille adalah untuk menciptakan parfum yang bisa memberinya kekuasaan dan kontrol absolut atas orang-orang di sekitarnya. Taruhan tinggi dalam cerita ini termasuk nyawa perempuan muda yang dibunuhnya dan keselamatannya sendiri jika tertangkap. Taruhan ini membuat konflik lebih mendesak dan mendorong Grenouille untuk mengambil risiko besar demi mencapai obsesinya.

Tema utama dalam cerita ini adalah pencarian identitas, obsesi, dan kekuasaan. Konflik yang dihadapi Grenouille membantu memperdalam tema ini, dengan menyoroti bagaimana obsesinya untuk menciptakan parfum sempurna menggiringnya ke jalur destruktif. Misalnya, pembunuhan-pembunuhan yang dilakukan Grenouille untuk mengumpulkan aroma tubuh perempuan muda menunjukkan betapa jauh ia bersedia pergi demi mencapai tujuannya. Tema identitas juga dieksplorasi melalui perjuangan Grenouille untuk menemukan tempatnya di dunia yang menolaknya karena ketidaknormalan dirinya.

Dilema yang dihadapi Grenouille termasuk apakah ia harus terus membunuh demi mencapai tujuannya atau menghadapi kemungkinan hidup dalam ketidakjelasan dan ketidakadilan. Konsekuensi dari keputusannya untuk terus membunuh termasuk risiko tertangkap dan dihukum mati, serta kehancuran moral dan kemanusiaannya. Pilihan ini menunjukkan bagaimana Grenouille tumbuh menjadi lebih terobsesi dan kurang manusiawi, serta memperkuat tema cerita.

Dalam adegan di mana Grenouille akhirnya menciptakan parfum sempurna dan menggunakannya untuk mengendalikan massa yang mengaguminya, konflik ini menambah ketegangan dan drama. Adegan ini menunjukkan bagaimana obsesinya akhirnya membawanya pada puncak kekuasaan, namun juga pada kehancuran dirinya sendiri. Perkembangan karakter Grenouille terlihat dari transformasinya menjadi seseorang yang sepenuhnya terobsesi dan tidak lagi memiliki kemanusiaan, menunjukkan kekuatan destruktif dari obsesi yang tidak terkendali.

[notokuworo.]