Tag: life

Kategori Konflik

Photo by Brett Sayles on Pexels.com

Konflik dapat berupa eksternal, berasal dari orang atau rintangan di dunia luar, atau internal, yang berpusat pada emosi dan kepercayaan karakter. Cerita yang bagus menggabungkan kedua jenis konflik ini untuk menunjukkan kompleksitas protagonis, yang terdiri dari kebutuhan, keyakinan, ketakutan, dan keinginan berlapis.

Faktor internal karakter membentuk siapa mereka dan mempengaruhi keputusan mereka. Namun, konflik internal sering bertentangan dengan faktor-faktor ini, menantang sistem kepercayaan dan mempengaruhi pertumbuhan atau kemunduran karakter. Konflik eksternal mendorong karakter untuk mengumpulkan keterampilan dan strategi mereka untuk menghadapi tantangan.

Konflik sering kali menangkap karakter tidak siap, memaksa mereka bertindak sesuai kemampuan terbaik mereka pada saat itu. Kemenangan atau kegagalan dalam menghadapi konflik dapat mengungkapkan kekuatan atau kelemahan karakter, serta memicu konflik internal yang lebih dalam. Pengalaman negatif dapat merusak kepercayaan diri dan hubungan karakter, sementara pengalaman positif dapat membantu memulihkan harga diri mereka.

Keanekaragaman konflik membuat cerita menarik dan bertenaga. Konflik bisa muncul dalam berbagai bentuk, menantang karakter dari berbagai sisi dan mendorong perkembangan cerita ke arah yang dinamis dan menarik.

Kategori Konflik

Konflik paling efektif ketika ditambahkan pada tempat yang paling berdampak. Menggunakan pendekatan pandangan karakter dalam memilih rintangan dan tantangan memastikan bahwa konflik tetap relevan dan meningkatkan keterlibatan pembaca.

Gesekan dalam Hubungan

Hubungan, baik yang sehat maupun disfungsional, selalu rumit dan dapat memicu konflik. Gesekan dalam hubungan bisa menyebabkan emosi karakter mudah terpicu, meningkatkan kemungkinan mereka membuat kesalahan yang berujung pada masalah lebih besar. Konflik dalam satu hubungan bisa mempengaruhi hubungan lainnya, memicu rangkaian masalah yang lebih luas.

Tugas dan Tanggung Jawab

Tugas dan tanggung jawab yang menumpuk dapat mengganggu keseimbangan hidup karakter, menyebabkan konflik antara kehidupan pribadi dan profesional mereka. Stres yang timbul dari ketidakmampuan memenuhi tanggung jawab dapat menurunkan harga diri karakter dan memaksa mereka untuk memprioritaskan ulang komitmen mereka.

Kegagalan dan Kesalahan

Kegagalan dan kesalahan adalah kesempatan bagi karakter untuk belajar dan tumbuh. Dampak negatif dari kesalahan dapat menyebabkan karakter menyalahkan diri sendiri, merasa tidak berdaya, dan terperangkap dalam emosi negatif. Namun, kegagalan juga bisa menjadi titik kontrol yang memaksa karakter untuk mengevaluasi kembali rute mereka dan membuat keputusan untuk masa depan.

Dilema Moral dan Godaan

Dilema moral dan godaan menantang sistem kepercayaan inti karakter, memaksa mereka untuk memilih antara dua nilai atau antara yang benar dan yang salah. Konflik moral ini bisa menyebabkan karakter mengorbankan satu keyakinan demi keyakinan lain, membawa mereka ke area abu-abu yang tidak nyaman dan memaksa mereka untuk bergulat dengan pertanyaan besar tentang apa yang mereka rasakan dan percayai.

Tekanan dan Batas Waktu

Konflik dalam bentuk tekanan atau batas waktu memaksa karakter untuk fokus pada apa yang paling penting dan melakukan yang terbaik. Tekanan bisa menghasilkan berbagai hasil, baik itu keberhasilan atau kehancuran, dan menambah ketegangan bagi pembaca saat mereka bertanya-tanya apakah karakter dapat mengatasi tantangan baru.

Situasi Tanpa Kemenangan

Situasi tanpa kemenangan memaksa karakter untuk memilih antara dua pilihan buruk, menjerumuskan mereka dalam spiral emosional negatif. Keputusan cepat dalam situasi seperti ini sering meninggalkan bekas luka emosional dan dapat mendorong karakter menuju mekanisme koping yang merusak diri sendiri.

Konflik yang bermakna akan menarik pembaca ke sudut pandang karakter, membuat mereka berempati dan merenungkan keputusan sulit yang dihadapi karakter. Keindahan konflik adalah bahwa ia datang dalam berbagai bentuk dan merupakan cara yang kuat untuk mengembangkan karakter serta cerita.

[notokuworo.]

Awal Jurnal Lagi

Photo by picjumbo.com on Pexels.com

Hari ini adalah hari pertama saya mengikuti tantangan 30 Day Writing Challenge (30DWC) Jilid 46, dan ini adalah ketiga kalinya saya ikut sebagai peserta, atau yang disebut Fighter, pada tahun 2020 (jilid 30) dan tahun ini sebelumnya jilid 45.

Sesuai rutinitas harian saya sebagai kepala puskesmas dan dokter, saya menambahkan aktivitas menulis setiap hari selama bulan Juni ini. Saya juga akan membuat jurnal harian di blog untuk merekam perjalanan saya selama tantangan ini. Pada saat laporan ke Kak Rezky, saya bilang akan memaksa diri saya untuk melakukan penulisan sebanyak-banyaknya saya bisa. Ingin mencoba titik paling tinggi dalam kuantitas itu seperti apa. Berikut hasil hari ini:

Mengenali Plot di Rumah Merah Pagi ini, saya memulai dengan menulis artikel berjudul “Mengenali Plot” di blog Rumah Merah. Dalam tulisan ini, saya menjelaskan pentingnya plot dalam sebuah cerita fiksi. Plot adalah rangkaian peristiwa yang membentuk alur cerita. Tulisan ini ada di sini.

Hari Kesaktian Pancasila 2024 di Blog Kapus Masih pagi, saya menulis tentang Hari Kesaktian Pancasila 2024 di blog Kapus. Artikel ini berisi refleksi tentang pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan bagaimana nilai-nilainya masih relevan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam konteks pelayanan kesehatan di puskesmas.

Ditawari FISQua di Blog Pribadi Sore harinya, saya menulis di blog pribadi tentang tawaran untuk mengikuti program FISQua (Fellowship in International Society for Quality in Health Care). Dalam tulisan ini, saya menceritakan bagaimana saya menerima tawaran ini dan alasan saya mempertimbangkannya. Saya berbagi harapan dan kekhawatiran saya terkait program ini serta bagaimana saya berharap program ini akan membantu saya meningkatkan kualitas layanan kesehatan di puskesmas. Menulis tentang ini membantu saya memetakan langkah-langkah yang perlu saya ambil untuk mempersiapkan diri mengikuti program ini.

Hal-Hal yang Dilakukan dalam 30DWC Selama menjalankan 30DWC, saya mengikuti beberapa kegiatan yang terorganisir dengan baik. Setiap hari, saya menulis satu artikel atau cerita dan mengunggahnya di platform online seperti blog atau media sosial. Saya memastikan tulisan saya sesuai dengan aturan, seperti minimal 200 kata untuk artikel dan cerita, atau minimal 150 kata untuk tulisan anak dan puisi. Saya juga aktif dalam grup squad, memberikan dan menerima feedback untuk meningkatkan kualitas tulisan kami bersama-sama. Tidak hanya menulis, saya juga mengikuti kelas online dan diskusi yang diselenggarakan dalam 30DWC untuk menambah wawasan dan keterampilan menulis saya.

Menulis jurnal hari ini membantu saya merefleksikan apa yang telah saya capai dan memberikan energi untuk terus menulis selama tantangan 30DWC ini. Saya merasa bersemangat dan termotivasi untuk terus berbagi pemikiran dan pengalaman saya melalui tulisan.

Saya akan menulis setiap hari selama 30 hari berturut-turut di blog. Kali ini saya akan benar-benar menguji kemampuan dalam menulis. Saya akan posting sebanyak-banyak yang saya bisa pada beragam blog yang saya miliki. Tidak terbatas hanya format yang sudah saya siapkan untuk disetorkan sebagai laporan tapi juga berbentuk jurnal seperti sekarang ini.

30DWC #46

Sebagaimana biasa, semua peserta masuk ke dalam grup besar yang disebut Empire dan dan dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang disebut Squad. Squad dipimpin oleh seorang Guardian. Guardian ini bertugas menjaga semangat tetap tinggi dan memastikan kami semua tetap semangat menulis. Setiap hari, fighters harus menulis dan mengunggah tulisan sebelum pukul 23.59 WIB. Tulisan minimal 200 kata untuk artikel dan cerita, atau 150 kata untuk tulisan anak dan puisi.

Selain menulis, kami juga memberikan feedback kepada sesama Fighter. Feedback ini penting untuk membantu kami semua berkembang dan meningkatkan kualitas tulisan kami. Setiap komentar harus membangun dan memberikan wawasan yang bisa digunakan untuk perbaikan.

Pada hari ke-27 hingga ke-29 ada tulisan bertema,kali ini tentang “Pencarian Makna Kehidupan”. Tema ini mengajak kami untuk merenung lebih dalam tentang hidup dan berbagi pandangan yang mungkin belum pernah kami eksplorasi sebelumnya. Tidak hanya itu, setiap hari memiliki kata khusus yang harus dimasukkan ke dalam tulisan. Hari ke-27 harus memuat kata “rahasia”, hari ke-28 kata “cari”, dan hari ke-29 kata “temu”.

Tulisan pada hari-hari tersebut juga memiliki panjang kata yang berbeda. Untuk puisi dan tulisan anak, minimal harus 150 kata dan maksimal 200 kata. Untuk tulisan lainnya, harus antara 500 hingga 750 kata.
Ini menantang untuk mengelola ide dengan padat dan jelas, tanpa kehilangan esensi dari cerita atau pesan yang ingin disampaikan.

Semua tulisan terbaik dari hari ke-27 hingga ke-29 akan dinilai dan berkesempatan untuk dimasukkan ke dalam buku antologi.

Mari kita mulai hari ini. Bismilah.

Dalam kamar ..

Photo by Max Rahubovskiy on Pexels.com

Berada dalam ruangan persegi, aku merasakan batasan yang jelas dari dunia kecil ini, sebuah kotak keramik yang menjadi dunia tersendiri. Dinding dan lantai memberikan kesan yang bersih dan terang, memantulkan cahaya yang masuk melalui jendela kaca besar yang menghadap ke jalan di luar.

Di depanku, sebuah televisi yang ditemani oleh stereo sound siap mengisi ruangan dengan suara dan gambar dari berbagai belahan dunia, menawarkan jendela lain ke realitas yang jauh berbeda. Tumpukan tas di salah satu sudut menandakan kehidupan yang sibuk, cerita dari tempat-tempat yang pernah dikunjungi, atau mungkin hanya kekacauan dari kehidupan sehari-hari yang belum sempat tertata.

Cermin yang terpasang di salah satu dinding memberikan dimensi tambahan, memperlihatkan refleksi ruangan dari sudut yang berbeda dan memungkinkan untuk melihat diri sendiri dari perspektif yang baru. Ini bukan hanya tentang penampilan fisik, tetapi juga tentang introspeksi, tentang melihat ke dalam diri sendiri melalui lensa yang berbeda.

Melalui jendela kaca, pandanganku tertuju pada jalan di depan rumah, tempat kehidupan berlangsung dengan ritmenya sendiri. Aku dapat melihat rumah-rumah tetangga yang berhadapan, setiap satu dengan ceritanya masing-masing, terhubung oleh ruang publik ini namun juga terpisah oleh dinding-dinding privat mereka.

Di ruangan ini, setiap objek dan sudut memiliki ceritanya sendiri. Televisi dan stereo sound menjadi saksi bisu atas berita dan melodrama, tumpukan tas menceritakan tentang perjalanan dan petualangan, cermin mengingatkan pada momen-momen refleksi diri, dan jendela menghubungkan aku dengan dunia luar, menawarkan pandangan langsung ke kehidupan yang bergerak di luar dinding-dinding ini.

Dalam keterbatasan fisik ruangan ini, aku menemukan sebuah kosmos tersendiri, sebuah mikrokosmos dari kehidupan yang lebih besar. Setiap detail, dari keramik dingin di bawah kakiku hingga suara-suara yang terbawa angin melalui jendela terbuka, menjadi bagian dari narasi yang terus berkembang, menceritakan tentang keberadaan yang sederhana namun penuh makna.

[notokuworo.]