Tag: menulis

Awal Jurnal Lagi

Photo by picjumbo.com on Pexels.com

Hari ini adalah hari pertama saya mengikuti tantangan 30 Day Writing Challenge (30DWC) Jilid 46, dan ini adalah ketiga kalinya saya ikut sebagai peserta, atau yang disebut Fighter, pada tahun 2020 (jilid 30) dan tahun ini sebelumnya jilid 45.

Sesuai rutinitas harian saya sebagai kepala puskesmas dan dokter, saya menambahkan aktivitas menulis setiap hari selama bulan Juni ini. Saya juga akan membuat jurnal harian di blog untuk merekam perjalanan saya selama tantangan ini. Pada saat laporan ke Kak Rezky, saya bilang akan memaksa diri saya untuk melakukan penulisan sebanyak-banyaknya saya bisa. Ingin mencoba titik paling tinggi dalam kuantitas itu seperti apa. Berikut hasil hari ini:

Mengenali Plot di Rumah Merah Pagi ini, saya memulai dengan menulis artikel berjudul “Mengenali Plot” di blog Rumah Merah. Dalam tulisan ini, saya menjelaskan pentingnya plot dalam sebuah cerita fiksi. Plot adalah rangkaian peristiwa yang membentuk alur cerita. Tulisan ini ada di sini.

Hari Kesaktian Pancasila 2024 di Blog Kapus Masih pagi, saya menulis tentang Hari Kesaktian Pancasila 2024 di blog Kapus. Artikel ini berisi refleksi tentang pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan bagaimana nilai-nilainya masih relevan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam konteks pelayanan kesehatan di puskesmas.

Ditawari FISQua di Blog Pribadi Sore harinya, saya menulis di blog pribadi tentang tawaran untuk mengikuti program FISQua (Fellowship in International Society for Quality in Health Care). Dalam tulisan ini, saya menceritakan bagaimana saya menerima tawaran ini dan alasan saya mempertimbangkannya. Saya berbagi harapan dan kekhawatiran saya terkait program ini serta bagaimana saya berharap program ini akan membantu saya meningkatkan kualitas layanan kesehatan di puskesmas. Menulis tentang ini membantu saya memetakan langkah-langkah yang perlu saya ambil untuk mempersiapkan diri mengikuti program ini.

Hal-Hal yang Dilakukan dalam 30DWC Selama menjalankan 30DWC, saya mengikuti beberapa kegiatan yang terorganisir dengan baik. Setiap hari, saya menulis satu artikel atau cerita dan mengunggahnya di platform online seperti blog atau media sosial. Saya memastikan tulisan saya sesuai dengan aturan, seperti minimal 200 kata untuk artikel dan cerita, atau minimal 150 kata untuk tulisan anak dan puisi. Saya juga aktif dalam grup squad, memberikan dan menerima feedback untuk meningkatkan kualitas tulisan kami bersama-sama. Tidak hanya menulis, saya juga mengikuti kelas online dan diskusi yang diselenggarakan dalam 30DWC untuk menambah wawasan dan keterampilan menulis saya.

Menulis jurnal hari ini membantu saya merefleksikan apa yang telah saya capai dan memberikan energi untuk terus menulis selama tantangan 30DWC ini. Saya merasa bersemangat dan termotivasi untuk terus berbagi pemikiran dan pengalaman saya melalui tulisan.

Saya akan menulis setiap hari selama 30 hari berturut-turut di blog. Kali ini saya akan benar-benar menguji kemampuan dalam menulis. Saya akan posting sebanyak-banyak yang saya bisa pada beragam blog yang saya miliki. Tidak terbatas hanya format yang sudah saya siapkan untuk disetorkan sebagai laporan tapi juga berbentuk jurnal seperti sekarang ini.

30DWC #46

Sebagaimana biasa, semua peserta masuk ke dalam grup besar yang disebut Empire dan dan dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang disebut Squad. Squad dipimpin oleh seorang Guardian. Guardian ini bertugas menjaga semangat tetap tinggi dan memastikan kami semua tetap semangat menulis. Setiap hari, fighters harus menulis dan mengunggah tulisan sebelum pukul 23.59 WIB. Tulisan minimal 200 kata untuk artikel dan cerita, atau 150 kata untuk tulisan anak dan puisi.

Selain menulis, kami juga memberikan feedback kepada sesama Fighter. Feedback ini penting untuk membantu kami semua berkembang dan meningkatkan kualitas tulisan kami. Setiap komentar harus membangun dan memberikan wawasan yang bisa digunakan untuk perbaikan.

Pada hari ke-27 hingga ke-29 ada tulisan bertema,kali ini tentang “Pencarian Makna Kehidupan”. Tema ini mengajak kami untuk merenung lebih dalam tentang hidup dan berbagi pandangan yang mungkin belum pernah kami eksplorasi sebelumnya. Tidak hanya itu, setiap hari memiliki kata khusus yang harus dimasukkan ke dalam tulisan. Hari ke-27 harus memuat kata “rahasia”, hari ke-28 kata “cari”, dan hari ke-29 kata “temu”.

Tulisan pada hari-hari tersebut juga memiliki panjang kata yang berbeda. Untuk puisi dan tulisan anak, minimal harus 150 kata dan maksimal 200 kata. Untuk tulisan lainnya, harus antara 500 hingga 750 kata.
Ini menantang untuk mengelola ide dengan padat dan jelas, tanpa kehilangan esensi dari cerita atau pesan yang ingin disampaikan.

Semua tulisan terbaik dari hari ke-27 hingga ke-29 akan dinilai dan berkesempatan untuk dimasukkan ke dalam buku antologi.

Mari kita mulai hari ini. Bismilah.

Meguru ke Sanderson

Photo by Luis Quintero on Pexels.com

Dalam dunia sastra, nama Brandon Sanderson bukanlah nama yang asing. Sebagai seorang penulis fiksi ilmiah dan fantasi yang sukses, Sanderson tak hanya dikenal melalui karya-karyanya yang memukau, tetapi juga melalui dedikasinya dalam mengajar seni menulis. Saya tertarik untuk mendalami lebih jauh mengenai pandangannya dalam mengajar menulis, khususnya melalui serangkaian video di YouTube yang menguraikan filosofi dan metodenya.

Awal Perkenalan dengan Filosofi Sanderson

Brandon Sanderson dalam salah satu penulis yang mengajarkan cara menulis di YouTube, menjelaskan secara mendalam tentang prinsip-prinsip dasar yang ia pegang dalam mengajar menulis. Menurutnya, seorang instruktur tidak dapat mengajarkan seseorang untuk menjadi penulis secara langsung; sebaliknya, ia bisa memberikan alat, tips, dan panduan yang berguna. Hal ini langsung menarik perhatian saya karena menunjukkan pengakuan akan keterbatasan pengajaran menulis dan menekankan pentingnya praktik mandiri.

Mengapa Menulis Itu Penting?

Dalam diskusi kita, terungkap bahwa menulis bukan hanya tentang menciptakan karya, tapi juga tentang pengembangan pribadi dan profesional. Menulis membantu kita mengkomunikasikan ide, memecahkan masalah, dan bahkan, seperti yang Sanderson tekankan, merupakan alat yang ampuh untuk introspeksi dan penemuan diri.

Hambatan dalam Menjadi Penulis Profesional

Sanderson juga membahas realitas yang sering tidak dikatakan tentang dunia penulisan, yaitu betapa sulitnya menjadi penulis profesional. Ini bukan pekerjaan yang cocok untuk semua orang; beberapa mungkin menemukan tekanan dan ketidakpastian penghasilan terlalu besar. Ini adalah pelajaran yang penting, terutama bagi mereka yang berpikir untuk terjun ke dalam bidang ini.

Apa yang Dapat Diajarkan?

Mengajar menulis, menurut Sanderson, lebih tentang menyediakan perangkat yang dapat membantu penulis di setiap tahap karir mereka. Dari pemula yang memerlukan bantuan dasar hingga penulis berpengalaman yang membutuhkan alat diagnostik untuk memecahkan masalah dalam karya mereka, pendekatannya memperkuat pentingnya alat yang praktis dan dapat diterapkan.

Kiat Menulis dari Sanderson

Untuk konsistensi dalam menulis, Sanderson memberikan beberapa saran praktis yang sangat berguna:

  1. Menetapkan jadwal menulis yang teratur.
  2. Menetapkan target harian atau mingguan.
  3. Menciptakan lingkungan yang mendukung untuk menulis.
  4. Memahami proses pribadi dan apa yang memotivasi kita untuk terus menulis.

Manfaat Mendengarkan Pengalaman Sanderson

Mengikuti panduan dan filosofi Sanderson bukan hanya membantu dalam mengasah keterampilan menulis, tetapi juga memberikan perspektif baru tentang bagaimana menghadapi tantangan dalam dunia penulisan. Dengan memahami bahwa bahkan penulis sekaliber Sanderson menghadapi masalah dan menggunakan alat untuk mengatasinya, kita sebagai penulis pemula atau sedang berkembang dapat merasa lebih berani dan bersiap dalam perjalanan menulis kita.

Melalui diskusi kita tentang filosofi mengajar menulis ala Brandon Sanderson, jelas bahwa menulis lebih dari sekadar menciptakan cerita atau puisi; itu adalah perjalanan ke dalam diri sendiri, pencarian cara baru untuk berkomunikasi, dan terkadang, sebuah cara untuk menghadapi dunia. Bagi siapa saja yang mempertimbangkan untuk mengambil pena dan mulai menulis, atau bagi mereka yang sudah dalam perjalanan itu tetapi terasa tersesat, mengingat kembali nasehat Sanderson bisa menjadi titik balik.

Dengan setiap kata yang kita tulis, kita bukan hanya membangun cerita, kita juga membangun diri kita sendiri dan kemampuan kita untuk menghadapi tantangan, baik di kertas maupun dalam kehidupan nyata. Selamat menulis, dan semoga Anda menemukan alat yang tepat untuk membantu Anda di sepanjang jalan.