Sayang ditinggalkan (2)

Photo by KoolShooters on Pexels.com

Hilang, Waktu dan Haru

Hanya ada 3 pos, sementara bikinnya asumsi 1 post = 1 cerpen. Ukuran kira-kira 2000-4000 kata. Jadi total bisa 6000-12.000 kata. Terlalu muluk. Tapi idenya jadi menarik dikembangkan dan akhirnya dibuat kian membesar, sampai terlalu berat untuk dipenuhi langsung. Terutama di hari kedua. Bertepatan dengan segala kesibukan tiba-tiba memuncak. Kembali hobby harus dikorbankan menjadi prioritas akhir.

Datang mengingatkan kenangan tentang seorang teman. Kurang lebih demikian. Mula-mula ingin ini menjadi satu dengan waktu dan haru. Namun, akhirnya menyerah pada ide tentang bagaimana bila tokoh utama di akhir kita akhiri hidupnya dan di bagian kedua beralih ke tokoh satunya. Cuma karena pengen merasakan menulis cerita yang berakhir dengan tragis. Jadilah harus dikorbankan. Pada kenyataan, memang yang dialami oleh sang teman juga demikian. Jadi ini termasuk tulisan yang dijadikan tribut.

Di bagian kedua, Gitas harus menjalani waktu yang dilaluinya tanpa Cesa. Saya memang ingin melatih kemampuan untuk tidak terlalu banyak aksi tapi bentuknya lebih kepada dialog dan monolog saja. Sudah dibuat menjadi bentuk outline. Urung dituntaskan karena selain kesibukan, ada keinginan untuk dialognya bukan hanya dengan staf. Cenderung seperti ini dalam kenyataan hanya berupa kenangan dan hiburan. Tapi kalau dibuat dengan pasien yang juga sekarat. Mungkin ada sedikit gejolak.

Pada bagian akhir, seorang dokter yang tadinya menjadi pembimbing klinik Graha Medika, kita buat menjadi aktif. Karena nantinya di bagian ketiga dia akan ambil peran untuk menggantikan posisi Cesa di hati Gitas. Agak sulit karena harus kita buat bencana (lagi?). Kali ini rekaman Bromo batuk di periode 5 tahunan, 2010 mungkin yang paling menjadi kenangan karena pada waktu itu terdampaknya cukup luas. Masyarakat desa Sukapura yang terdampak menjadi latar cerita ini, Gitas adalah Kapus. Lari dari keruwetan Surabaya, dia sudah mulai move on di Sukapura.

Tanti yang ikut dalam misi ke Sukapura akhirnya bisa bernostalgia. Bersama memberikan layanan. Meskipun cuma 3 hari, kita buat jadi bisa membuat mereka bisa mengakhiri 3 babak ini dengan senyuman.

Datang, Jumpa dan Pergi

Sebenarnya ini sudah lumayan dipersiapkan. Tapi setelah mengikuti serial Brandon Sanderson, tepat pada bagian yang bercerita tentang Short Story, dibawakan oleh Mary Robinette Kowal. Mengajarnya enak dan apa yang dijelaskannya makin banyak membawa tempat dan karakter maka makin banyak pula kata-kata yang harus dimasukkan dalam cerita. Ada rumus tertentu yang digunakan dan rasanya masuk akal sih.

(bersambung)

Leave a comment