Bab 6. Terperosok ke Lumpur

Photo by Ahmed akacha on Pexels.com

Scene 1: Situasi Semakin Buruk di Wonoarto

  • Kondisi Pasca-Banjir: Beat ini ingin mendeskripsikan bagaimana, setelah 3 hari sejak banjir, situasi di Wonoarto semakin memburuk dengan lumpur yang masih menggenangi rumah-rumah dan tempat penampungan yang semakin tidak layak. Ini menunjukkan tantangan yang Arief hadapi dalam koordinasi bantuan dan penanganan pengungsi.
  • Setting: Pusat penampungan korban di Desa Wonoarto ; Karakter: Arief, Bu Camat, para penduduk.

Scene 2: Usulan Pemindahan Pengungsi

  • Pertemuan Koordinasi Bencana: Gambarkan pertemuan yang dihadiri oleh Farhan dan lainnya, di mana usulan untuk memindahkan pengungsi ke lapangan besar dekat pabrik Suryawana dibahas. Ini menyoroti upaya komunitas dan Vertex dalam mencari solusi untuk kondisi penampungan yang semakin buruk.
  • Setting: Kantor Kecamatan; Karakter: Bu Camat dan Forkompimca

Scene 3: Bantuan dari Surya dan Kerja Bakti

  • Kedatangan Bantuan: Surya datang dengan bantuan tenda dan makanan, dan bersama penduduk, tentara, polisi, serta anggota Vertex, mereka bahu-membahu membangun tenda-tenda baru. Beat ini menunjukkan upaya bersama dalam menghadapi krisis, meskipun masih ada ketidakpuasan dan protes, seperti yang disuarakan oleh Farhan.
  • Setting: Kantor Kecamatan; Karakter: Farhan, Surya, Nina, Arief

Scene 4: Kesulitan Perjalanan Laila dan Rian

  • Perjalanan Menuju Wanasari: Beat ini menceritakan tentang kesulitan yang dihadapi Laila dan Rian dalam perjalanan mereka ke Wanasari, mulai dari penerbangan yang ditunda hingga masalah dengan mobil angkut. Ini menunjukkan mereka belum sepenuhnya menyadari besarnya tantangan yang akan mereka hadapi.
  • Setting: Bandara, Kantor Dinamika Surabaya; Karakter: Laila, Rian

Scene 5: Tantangan Tak Terduga

  • Ambles ke Tanah Berlumpur: Saat akhirnya memasuki desa Karangadi, mobil yang mereka tumpangi ambles ke tanah berlumpur. Kejadian ini menjadi simbol dari tantangan tak terduga yang mereka hadapi, menunjukkan bahwa mereka masih “mengubur kepala dalam pasir” terkait dengan realitas situasi yang mereka masuki.
  • Setting: Warung Kopi desa Karangadi; Karakter: Laila, Rian, Pemilik Warkop.

Penguatan Penolakan terhadap Realitas Baru

  • Protes Farhan: Farhan secara terbuka mengkritik layanan kesehatan di pusat penampungan, menuding mereka tidak efektif dalam menghadapi skala bencana yang terjadi. Ini memicu Arief yang perfeksionis dan selalu berusaha memberikan yang terbaik, walaupun sumber daya sangat terbatas. Mereka berdua terlibat dalam debat yang sengit, dengan Arief yang berusaha mempertahankan integritas dan komitmen timnya terhadap layanan kesehatan, menunjukkan penolakan Arief untuk mengakui bahwa situasi tersebut mungkin melebihi kemampuan dan sumber daya yang ada.

Memperkuat Intrik

  • Laporan BPBD: Pak Agung dari BPBD memberikan laporan mendesak tentang kondisi kecamatan di bagian atas yang mengalami longsor akibat hujan yang tak kunjung reda, serta banyak pohon yang tumbang dan menghalangi jalan. Informasi ini menambah dimensi baru pada krisis yang sedang berlangsung, memperkuat intrik dengan menunjukkan bahwa tantangan yang dihadapi tidak hanya terbatas pada banjir dan pengungsian, tetapi juga risiko bencana alam lain yang bisa memperburuk situasi.

[notokuworo.]

Leave a comment