Kehilangan Waktu di Keharuan

Photo by Vlada Karpovich on Pexels.com

Tiga hari kemaren mendapatkan tugas yang lumayan mengundang otak berputar mencari ide dan mengembangkannya menjadi tulisan. Hal ini terjadi karena di luar dugaan ada permintaan untuk tulisan bertema tambahan. Tulisan bertema adalah hal yang biasa diminta pada DWC. Kali ini tema tiga hari yang diharapkan dituliskan adalah:

  1. Hilang – pada hari ke 22
  2. Waktu – pada hari ke 23
  3. Haru – pada hari ke 24

Penulisan Hilang

Untuk menggali ide cerita “Hilang” ini, kita mulai dengan pengenalan karakter utama, dr. Rina (Cesa) dan dr. Gitas, melalui kehidupan sehari-hari mereka di Klinik Graha Medika. Kita mengungkapkan kedalaman karakter mereka melalui interaksi dengan orang lain, seperti dialog Cesa dengan ibunya tentang Matrioska yang hilang—simbol dari hubungan dan kenangan penting—dan Gitas melalui interaksi dengan perawat, Odah. Ini membantu memperkenalkan pembaca pada dunia mereka, menyoroti profesionalisme dan hubungan pribadi yang mulai berkembang antara dua dokter.

Konflik utama muncul dari penyebaran kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di musim yang tidak biasa, memicu ketegangan profesional dan pribadi. Kita mengeksplorasi bagaimana Cesa dan Gitas bekerja sama menghadapi tantangan ini, dari penanganan pasien hingga investigasi penyebab penyebaran penyakit. Di sini, dinamika hubungan mereka tumbuh dari sekedar rekan kerja menjadi kepedulian yang lebih dalam, diwarnai dengan kekhawatiran tentang kesehatan Cesa yang mulai terganggu.

Pembahasan mengenai nyeri perut Cesa menambahkan lapisan konflik internal, di mana dia harus menghadapi kekhawatiran kesehatan pribadi sambil berjuang dengan tuntutan pekerjaannya. Sementara itu, hubungan mereka semakin dalam, diperlihatkan melalui momen-momen kecil seperti dukungan dan kepedulian timbal balik, yang memberi kehangatan dan kompleksitas pada narasi.

Investigasi mereka terhadap sumber DBD, yang menggabungkan penelitian lapangan dan kerja sama dengan lembaga kesehatan, menunjukkan dedikasi dan keberanian karakter utama. Ini tidak hanya menguji kemampuan profesional mereka tapi juga memperkuat hubungan mereka melalui pencapaian bersama.

Melalui semua ini, kita menggali tema “Hilang” dalam berbagai bentuk—dari hilangnya Matrioska yang merupakan simbol dari kenangan dan hubungan, hingga hilangnya kenyamanan dan keamanan saat wabah penyakit menyebar, dan menghadapi potensi kehilangan satu sama lain karena masalah kesehatan.

Secara keseluruhan, cerita ini menggali ke dalam perjuangan internal dan eksternal yang dihadapi karakter, perjalanan emosional mereka, dan bagaimana krisis dapat memperdalam hubungan antarmanusia. Cerita ini juga mengeksplorasi bagaimana kehilangan dalam berbagai bentuknya—baik fisik, emosional, maupun profesional—membentuk karakter kita dan hubungan kita dengan orang lain.

Dalam Novelcrafter saya menuliskan masing-masing subtema sebagai Babak. Karena memang ada keinginan untuk disambungkan 3 tulisan itu menjadi satu cerita. Semacam Novella yang lebih ringkas daripada Novel. Mungkin berkisar 25-30 ribu kata. Pada penulisan pertama ini terasa banyak yang ingin dimasukkan tapi saya coba membatasi karakter dan konfliknya. Bahkan di bagian akhir proses sakitnya Cesa akan dipangkas menjadi kenangan saja oleh Gitas.

Hilang menjadi 8 bab sesuai dengan Dan Harmon Story Cycle.

  1. Bab 1: Zone of Comfort
    • Beat 1: Pengenalan dr. Rina dan dr. Gitas dalam rutinitas sehari-hari mereka di klinik. Mereka adalah teman sekerja yang saling menghormati.
    • Beat 2: Munculnya kasus DBD pertama di musim panas, suatu kejadian yang mengejutkan bagi kedua dokter dan komunitas.
  2. Bab 2: Desire for Change
    • Beat 3: Dr. Rina dan dr. Gitas memutuskan untuk menyelidiki penyebab kejadian luar biasa ini, mencurigai ada faktor tidak lazim yang berkontribusi.
    • Beat 4: Mereka menghadapi skeptisisme dari rekan sekerja dan komunitas, menambah tekanan pada misi mereka.
  3. Bab 3: Unfamiliar Situation
    • Beat 5: Penyelidikan membawa mereka ke situasi-situasi yang belum pernah mereka alami sebelumnya, termasuk mengunjungi area terpencil dan berinteraksi dengan warga yang terkena dampak langsung.
    • Beat 6: Hubungan mereka mulai berkembang lebih dari sekadar rekan kerja karena pengalaman bersama ini, menghadapi tantangan dan mendukung satu sama lain.
  4. Bab 4: Adaptation and Progress
    • Beat 7: Mereka mulai memahami dan menemukan pola tidak biasa yang mungkin menyebabkan penyebaran DBD di musim panas.
    • Beat 8: Hubungan mereka semakin mendalam, dan mereka menjadi lebih dari teman—mulai ada tumbuhnya perasaan romantis.
  5. Bab 5: Achieved Goal at a Cost
    • Beat 9: Temuan mereka mengenai sumber DBD dan cara mengatasinya berhasil diterapkan, namun dr. Rina mulai menunjukkan gejala kelelahan dan sakit.
    • Beat 10: Dr. Gitas khawatir akan kesehatan dr. Rina, tetapi dia menolak untuk memperlambat laju kerjanya, fokus pada penyelamatan nyawa lain.
  6. Bab 6: Unexpected Consequences
    • Beat 11: Kesehatan dr. Rina terus menurun, dan dr. Gitas mulai menghubungkan titik-titik mengenai kondisi serius yang mungkin dialami dr. Rina.
    • Beat 12: Dr. Rina akhirnya mengakui kebutuhan untuk dirawat, menunjukkan kerapuhannya kepada dr. Gitas, yang merawatnya dengan penuh kasih sayang.
  7. Bab 7: Return to Familiar Situation
    • Beat 13: Dr. Rina absen dari pekerjaan karena sakit, meninggalkan dr. Gitas dan rekan-rekan lainnya untuk melanjutkan usaha mereka.
    • Beat 14: Dr. Gitas menggunakan pengetahuan dan inspirasi dari dr. Rina untuk menyelesaikan musim DBD dengan sukses, tapi dengan kesedihan karena kondisi dr. Rina.
  8. Bab 8: Changed After Journey
    • Beat 15: Dr. Gitas di makam dr. Rina, merenungkan perjalanan mereka dan bagaimana itu telah mengubahnya. Dia berjanji untuk melanjutkan pekerjaan mereka dengan semangat dr. Rina, menutup cerita dengan refleksi tentang pengorbanan, cinta, dan warisan.

Bagian yang dikembangkan baru bab 1 dan bab 2 sedangkan bab lain belum sedangkan bab 8 sudah ada draft kasarnya.

Penulisan Waktu

“Cerita Waktu” mengikuti perjalanan Dr. Gitas, seorang dokter yang berjuang mengatasi kesedihan setelah ditinggalkan oleh istrinya, Cesa, juga seorang dokter. Awal cerita memperlihatkan Dr. Gitas dalam keadaan keruntuhan emosional, mencoba mengisi kekosongan dengan kerja tanpa henti di klinik. Kehidupan sehari-harinya terasa berat dan waktu berjalan lambat, menyisakan ruang bagi kenangan dan penyesalan.

Perubahan dimulai ketika Dr. Gitas berinteraksi dengan pasien kecil yang mengalami trauma karena kehilangan. Melalui interaksi ini, dia menemukan perspektif baru terhadap waktu dan kehilangan, menyadari pentingnya menggunakan setiap momen dengan bijak, tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk memberi manfaat kepada orang lain.

Dalam perjalanan cerita, Dr. Gitas dihadapkan pada tantangan baru yang mendorongnya keluar dari zona nyaman, termasuk tanggung jawab baru di klinik yang memaksa dia untuk berinteraksi lebih banyak dan memperbaiki hubungan dengan timnya. Melalui proses ini, dia belajar dan beradaptasi, menunjukkan pertumbuhan pribadi.

Meskipun berhasil mengatasi tantangan profesional dan memperbaiki hubungannya di klinik, Dr. Gitas menyadari bahwa dedikasinya memiliki biaya, termasuk isolasi dari kehidupan sosial dan personal. Dia harus menghadapi konsekuensi dari tindakannya, berusaha menjembatani kesenjangan antara kehidupan profesional dan pribadi.

Cerita berakhir dengan Dr. Gitas yang telah berubah, kembali ke situasi yang familiar tapi dengan perspektif baru. Dia menerapkan pelajaran yang dipelajari dari perjalanannya, menyeimbangkan komitmen profesional dengan kebutuhan pribadi, dan menggunakan waktu dengan lebih bijak. Refleksi tentang perjalanannya menunjukkan bagaimana dia telah belajar dari kehilangan dan waktu, menutup cerita dengan pembukaan untuk lebih banyak kisah atau pengembangan karakter di masa depan.

Bab 1 – Zone of Comfort:

  • Beat 1: Dr. Gitas diperkenalkan sebagai dokter yang berdedikasi di klinik, dengan kehidupan sehari-hari yang stabil tetapi secara emosional masih bergulat dengan kepergian Cesa. Dia terlibat dalam rutinitas kerja yang melelahkan, berusaha mengisi kekosongan yang ditinggalkan Cesa.
  • Beat 2: Pengingat akan Cesa muncul dalam bentuk sebuah surat atau barang pribadi yang ditemukan secara tidak sengaja, memicu kenangan dan perasaan rindu, sekaligus menggarisbawahi kekosongan dalam kehidupannya.

Bab 2 – Desire for Action:

  • Beat 3: Dr. Gitas mulai merasa lelah dengan keadaannya yang stagnan, merenungkan arti waktu dan bagaimana dia menggunakan setiap momen dalam hidupnya. Dia mulai mempertimbangkan perubahan, meskipun belum tahu harus mulai dari mana.
  • Beat 4: Saat menghadapi kesulitan dengan pasien yang tidak kooperatif, Dr. Gitas merasa frustrasi dan kelelahan, menandai hambatan pertama dalam keinginannya untuk perubahan.

Bab 3 – Unfamiliar Situation:

  • Beat 5: Dr. Gitas diberi tanggung jawab baru atau terlibat dalam kasus medis yang menantang, mendorongnya keluar dari zona nyamannya dan memaksanya untuk berinteraksi lebih banyak dengan staf dan pasien.
  • Beat 6: Kesulitan dalam mengelola kasus baru dan komunikasi dengan tim, ditambah dengan tekanan emosional, membuatnya berjuang untuk menyesuaikan diri.

Bab 4 – Adaptation and Progress:

  • Beat 7: Pertemuan dengan pasien kecil yang mengalami trauma karena kehilangan menjadi titik balik. Dr. Gitas mulai merenung dan menerapkan perspektif baru terhadap kehilangannya sendiri.
  • Beat 8: Melalui kerja sama dan empati, Dr. Gitas membuat kemajuan dalam kasus medisnya dan memperbaiki hubungannya dengan staf, menunjukkan pertumbuhan pribadi. Munculkan juga peran dr. Ristanti dari Puskesmas Gondosari.

Bab 5 – Achieved Goal at a Cost:

  • Beat 9: Dr. Gitas berhasil mengatasi tantangan medis besar, mendapatkan pengakuan dari kolega dan pasien, tetapi menyadari bahwa perubahan ini telah membuatnya lebih terisolasi dari kehidupan sosial dan personal.
  • Beat 10: Kesepian dan isolasi menekannya, memunculkan pertanyaan tentang keseimbangan antara dedikasi profesional dan kebutuhan emosional pribadi.

Bab 6 – Unexpected Consequences:

  • Beat 11: Kesuksesan profesional Dr. Gitas berdampak pada hubungannya dengan rekan-rekan dan mungkin menciptakan jarak dengan keluarga atau teman-teman, menunjukkan konsekuensi dari dedikasinya.
  • Beat 12: Dr. Gitas harus menemukan cara untuk menjembatani kesenjangan antara kehidupan profesional dan pribadinya, mungkin dengan membuat pilihan sulit atau mengorbankan aspek tertentu dari kariernya.

Bab 7 – Return to Familiar Situation:

  • Beat 13: Kembali ke klinik dengan pandangan baru, Dr. Gitas menggunakan pengalamannya untuk membantu staf dan pasien dengan cara yang lebih berarti, menerapkan pelajaran yang dipelajari dari perjalanannya.
  • Beat 14: Memperkenalkan lebih dalam tokoh dr. Ristanti, yang merupakan pembina Klinik Graha Medika, dari Puskesmas Gondosari. Dr. Ristanti juga teman baik dr. Cesarina. Pada saat Cesa masih aktif di Klinik, Tanti sangat kagum dengan betapa ide-ide sederhana Cesa berguna untuk pendekatan kewilayahan yang mereka bina. Kebersamaan mereka waktu itu (Gitas, Cesa dan Tanti) menjadi kenangan yang terus memotivasi untuk Gitas yang dibantu Tanti untuk move on.

Bab 8 – Changed After Journey:

  • Beat 15: Bagian akhir ini berakhir dengan twist dr. Gitas yang tiba-tiba hilang. Bagian ini adalah renungan Tanti. Yang beberapa bulan terakhir sudah mulai dekat dengan Gitas tapi tiba-tiba ditinggal menghilang begitu saja. Kabar yang dia dapatkan Gitas sudah diterima menjadi PNS di salah satu kabupaten. Tapi Tanti tidak tahu berita lebih lanjutnya. Dia hanya mengenang bagaimana Gitas berubah dengan perjalanannya mengelola pasien dan pembicaraan-pembicaraan yang mereka lakukan.

Penulisan Haru

Dalam pengembangan ide cerita yang bergerak melalui tema “Hilang”, “Waktu”, dan akhirnya “Haru”, yang ingin diceritakan adalah kehilangan, perubahan, dan pertumbuhan melalui rasa sakit.

Menuju tema “Haru”, kita menciptakan kontras dengan dua tema sebelumnya dengan menghadirkan reuni dalam krisis—letusan Gunung Bromo—yang memaksa Tanti dan Gitas bekerja sama lagi. Momen ini memanfaatkan rasa sakit dan pertumbuhan dari pengalaman sebelumnya, mengeksplorasi bagaimana keharuan lahir dari pengorbanan, kerja keras, dan, terutama, koneksi manusia yang mendalam. Ide “Haru” berkembang melalui kesadaran bersama tentang kekuatan hubungan mereka, diperkuat oleh kenangan bersama dan kesamaan dalam menghadapi kesulitan. Fokus pengembangan ide ini adalah bagaimana krisis mengungkapkan kedalaman emosi yang tidak terucapkan, menggali keintiman yang lebih dalam, dan menyediakan panggung untuk kedewasaan emosional dan resolusi.

Dalam menuliskan dan mengembangkan ide ini, pendekatan kami adalah membangun emosi bertahap—dari kehilangan, melalui waktu dan perubahan, hingga ke titik klimaks emosional dari keharuan. Ini dilakukan dengan menyelami pengalaman karakter secara mendalam, menggambarkan interaksi mereka dengan detail emosional yang kaya, dan mengeksplorasi kompleksitas hubungan manusia melalui konflik, pengorbanan, dan akhirnya, penerimaan dan pertumbuhan.

Bab 1 – Zone of Comfort:

  • Beat 1: Dr. Tanti bekerja di Puskesmas di pinggiran kota besar, menikmati kehidupannya yang stabil namun merindukan kedekatan yang lebih dengan dr. Gitas.
  • Beat 2: Berita tentang krisis kesehatan di daerah terpencil tempat dr. Gitas bekerja mencapai Tanti, memicu keinginannya untuk membantu dan mungkin mendekatkan diri kembali dengan Gitas.

Bab 2 – Desire for Action:

  • Beat 3: Dr. Tanti memutuskan untuk bergabung dengan tim medis sukarela, menyiapkan diri untuk meninggalkan zona nyamannya dan menghadapi krisis bersama Gitas.
  • Beat 4: Dr. Tanti menghadapi hambatan logistik dan emosional, termasuk keraguan tentang reaksi Gitas dan kemampuannya untuk berkontribusi dalam situasi bencana.

Bab 3 – Unfamiliar Situation:

  • Beat 5: Dr. Tanti tiba di daerah terpencil, merasa asing dan kewalahan oleh skala bencana dan kebutuhan mendesak dari komunitas.
  • Beat 6: Dr. Tanti berjuang untuk beradaptasi dengan kekurangan sumber daya dan menemukan tempatnya dalam tim dinamis yang dipimpin oleh Gitas.

Bab 4 – Adaptation and Progress:

  • Beat 7: Dr. Tanti mulai menunjukkan keterampilan medis dan kemampuan untuk berinovasi dalam kondisi sulit, mendapatkan pengakuan dan rasa hormat dari Gitas dan tim.
  • Beat 8: Dr. Tanti dan Gitas, melalui kerjasama, mencapai terobosan dalam penanganan krisis, menunjukkan kemajuan signifikan dalam penanganan masalah kesehatan dan logistik.

Bab 5 – Achieved Goal at a Cost:

  • Beat 9: Tujuan untuk stabilisasi kondisi kesehatan daerah tercapai, namun hubungan antara Dr. Tanti dan Gitas menjadi tegang, mengungkapkan perasaan yang belum terselesaikan dan komplikasi emosional.
  • Beat 10: Konsekuensi dari tekanan dan pengorbanan yang mereka buat mulai mempengaruhi dinamika hubungan mereka, menyebabkan momen-momen ketidakpastian dan kejauhan emosional.

Bab 6 – Unexpected Consequences:

  • Beat 11: Pengungkapan perasaan dan konflik emosional membawa konsekuensi yang tidak terduga, termasuk keputusan karir dan pribadi yang mungkin memisahkan mereka lagi.
  • Beat 12: Dr. Tanti dan Gitas berusaha mengatasi ketegangan hubungan, mempertimbangkan apa arti satu sama lain dan apa yang mereka bersedia korbankan untuk kebahagiaan bersama.

Bab 7 – Return to Familiar Situation:

  • Beat 13: Setelah krisis mereda, Dr. Tanti kembali ke Puskesmas dengan perspektif baru, sementara Gitas mempertimbangkan masa depannya di daerah tersebut dan dengan Tanti.
  • Beat 14: Mereka berdua menggunakan pengalaman dan pelajaran yang dipelajari selama krisis untuk mengatasi masalah kesehatan yang belum terselesaikan dan memperkuat hubungan mereka, mungkin membuka jalan untuk bekerja sama dalam proyek masa depan.

Bab 8 – Changed After Journey:

  • Beat 15: Refleksi Dr. Tanti tentang pengalaman tersebut menunjukkan bagaimana dia dan Gitas telah berubah, tidak hanya sebagai profesional medis tetapi juga sebagai individu yang mampu menghadapi ketidakpastian dan konflik emosional. Momen ini menetapkan dasar untuk kemungkinan cerita selanjutnya, mungkin dengan fokus pada bagaimana mereka membangun masa depan bersama, baik secara profesional maupun pribadi, setelah mengatasi cobaan bersama.

[notokuworo.]

Leave a comment